Archive | Maret 2012

Cara Mudah Bisa Bahasa Inggris

Cara Mudah Bisa Bahasa Inggris

 

Cara Mudah Bisa Bahasa Inggris

Banyak oarang bilang kalau bahasa inggris adalah bahasa yang susah, tapi dibalik semua itu bahasa inggris adalah bahasa yang sangat perlu untuk dipelajari karna bahasa inggis merupakan bahasa internasional. sekarang ini banyak sekali kita jumpai tempat-tempat  kursus bahasa inggris, tapi jika anda orang sibuk dan tak punya waktu untuk mengikuti kursus maka anda bisa cari tahu Cara Mudah Bisa Bahasa Inggris

Kalau anda mau melakukan sesuatu harus ada niatnya, kalau gak ada niat mana mungkin hal yang anda inginkan bisa tercapai, begitu juga belajar bahasa inggris harus ada niatnya dalam hati bahwa anda harus bisa bahasa inggris.
Kalau sudah ada niat, proses selanjutnya adalah belajar mengucapkan huruf A sampai Z dalam bahasa inggris (alphabet), dan yang paling penting dalam bahasa inggris adalah kosakata, untuk kosakata anda bisa menggunakan kamus untuk menghafalnya, beri target 1 hari anda hafal 10 kata. kalau sudah hafal kosakata banyah ucapkanlah dengan suara yang keras hal ini bertujuan agar anda terbiasa mengucapkan kata-kata dalam bahasa inggris.

Mendengarkan musik dan nonton film juga sangat membantu dalam belajar bahasa inggris, pilihlah film barat yang tidak ada terjemah bahasa indonesianya, dengan demikian anda bisa nonton film sambil belajar bahasa inggris. Untuk lagu barat pilihlah lagu dengan syair mudah dan dengan tempo yang lambat, anda juga bisa berkaraoke bersama teman atau keluarga.

Jika anda sudah memiliki kosakata yang banyak jangan lupa untuk mempelajari Grammar (tata bahasa inggris), dalam belajar grammar anda harus punya buku yang bisa membantu anda mempelajarinya, pelajarilah grammar dengan tekun dan rajin terutama hal hal dasar seperti menyusun kalimat yang benar dalam konteks saat ini (present tense), masa lalu (past tense), masa akan datang, yang sudah terjadi, dsb. yang bisa anda pelajari bertahap. Internet juga bisa anda manfaatkan dalam belajar tata bahasa Inggris saat ini.

Banyaklah membaca, mulailah rajin untuk membaca tulisan bahasa inggris seperti dari buku-buku yang berbahasa inggris, majalah bahasa inggris, internet dll. sering-seringlah pergi ke tempat yang banyak dikunjungi oleh orang-orang yang kalau berbicara pakai bahasa inggris, seperti tempat wisata, restaurant, forum chatting dsb, karna disitulah anda bisa mempraktikkan kemampuan berbahasa inggris anda dengan cara anda berbicara dengan mereka.

http://peluangusaha-oke.com/cara-mudah-bisa-bahasa-inggris/

Belajar Bahasa Inggris Dengan Bernyanyi

Belajar Bahasa Inggris Dengan Bernyanyi

Siswa-siswa di sekolah cenderung tidak mampu mendengar, berbicara dan menulis kalimat panjang dalam Bahasa Inggris. Bagaimana cara siswa-siswa melatih kemampuan Bahasa Inggris dalam fase mendengarkan, berbicara dan menulis? Tentu saja dalam mempelajari bahasa inggris itu bisa dilakukan dengan belajar berdialog dengan teman kelas, guru Bahasa Inggris,  guru-guru lain di sekolah atau bahkan mendatangkan native speaker (orang asing).

Selain itu, ada juga beberapa siswa dalam mempelajari Bahasa Inggris itu yaitu dengan menggunakan kamus, kamus bergambar yang dibawa kemana-mana yang bertujuan mencoba menghapalkan kamus serta. Hal tersebut bertujuan membangun base vocabulary (pembendaharaan kata) yaitu membangun kosakata. Tentunya para siswa akan menghadapi kesulitan dalam menghapalkan kalimat-kalimat panjang, paragraf, dan cerita.

Sejatinya belajar Bahasa Inggris memerlukan proses yang panjang untuk menguasainya. Salah satu metode pembelajaran bahasa inggris adalah bernyanyi.

Tujuan utama metode ini adalah menarik minat siswa-siswa dalam belajar bahasa inggris. Selain itu menjadikan siswa terbiasa mendengar dan mengingat kalimat panjang, paragraf, dan cerita – dalam bentuk lagu. Siswa mampu menyanyikannya kembali dengan pelafalan dan pengambilan jeda yang tepat.

Setiap hari kita bisa menambah kosakata melalui lagu. Selanjutnya setelah kita memahami dan kaya akan pembendaharaan kata, kita bisa menyusun kata-kata tersebut, jangan takut untuk mencoba mengucapkannya atau menyanyikannya.

Belajar bahasa inggris lewat lagu merupakan metode pembelajaran yang mengasikkan. Tidak menutup kemungkinan melalui bernyanyi bisa menjadikan siswa menjadi penyanyi yang handal.

 

http://almarwah.sch.id/belajar-bahasa-inggris-dengan-bernyanyi/

Bahasa Indonesia atau Inggris Ya ???

Bahasa Indonesia atau Inggris Ya???

Masyarakat yang mengenal bidang teknologi tentu tak asing lagi dengan kata download atau upload pada situs-situs internet. Terlebih, dengan maraknya situs jejaring sosial saat ini yang secara tidak langsung berdampak pada berkembangnya penggunaan bahasa serapan.

Selain itu, pada teknologi ko­munikasi juga tidak asing lagi dengan kata SMS (short message system), missed call, e-mail dan sim card. Pada kenyataannya, bahasa serapan telah muncul jauh sebelum teknologi berkembang pesat. Contohnya penggunaan kata sampo, aktif, sistem dan sukses.

Bahasa Inggris diserap sede­mikian rupa dengan bentukan yang lebih sederhana hingga sangat mudah diucapkan dan di­gu­nakan mas­yarakat. Fakta ini secara kasat­mata memang ter­lihat memberi ke­mudahan masyarakat dalam proses komunikasi.

Namun, secara tidak langsung penyerapan bahasa Inggris secara utuh dan terus-menerus akan mengikis kosakata bahasa Indonesia yang sudah jarang digunakan. Bahasa Inggris sebagai bahasa yang digunakan dalam teknologi sangat sering memunculkan istilah-istilah baru.

Jika masyarakat menerima begitu saja, maka kosakata bahasa Indo­nesia yang sebenarnya mampu me­ngung­kapkan makna istilah ters­ebut akan dibuang begitu saja dan akan hilang dengan sendirinya.

Bahasa serapan dari bahasa Inggris, seharusnya diterjemahkan dalam bahasa Indonesia asli, bukan bahasa Inggris yang diubah penulisannya. Masyarakat sering menggunakan kosakata bahasa Inggris dalam kata yang sama hanya pengucapannya yang diubah agar lebih mudah diucapkan seperti pada kata sukses.

Dalam hal ini, seharusnya mas­yarakat menerjemahkan kata itu dalam kosakata bahasa Indonesia agar benar-benar memiliki ka­rakteristik yang khas. Ini juga sebagai bukti bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa asli, bukan bahasa campuran yang asal digunakan.

Jika dipikir secara rasional, tentu masyarakat Indonesia akan lebih mudah mengucapkan kata bahasa Indonesia asli, bukan malah bangga menggunakan bahasa Inggris yang sedikit diubah.

Masyarakat Indonesia sebagai pengguna bahasa Indonesia asli sudah selayaknya mengembangkan bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari-hari, maupun dalam perannya sebagai bahasa internasional.

Guna mencapai tujuan itu, bahasa Indonesia sebaiknya digunakan untuk mengungkapkan konsep baru yang dibawa bahasa Inggris, bukan malah menyerap bahasa Inggris secara terus-menerus.

Bahasa Inggris yang terus ter­tanam dalam kosakata bahasa Indonesia akan membuat bahasa Indonesia seperti campuran bahasa yang tidak memiliki karakter.

Dalam mewujudkan bahasa Indonesia yang benar-benar rasa Indonesia, masyarakat telah memiliki pilihan masing-masing. Contohnya, saat ini muncul kata ’mengunduh’ untuk pengganti kata ’men-download’ atau kata ’mengunggah’ untuk pengganti ’meng-upload’.

Hal ini bisa menjadi salah satu contoh yang patut ditiru dalam penggunaan istilah bahasa Indo­nesia yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris.

Namun, kembali pada masyarakat sendiri sebagai penutur yang bebas berbahasa. Apakah mereka akan bersikap kritis terhadap persoalan bahasa serapan atau mengikuti arus penyerapan secara utuh dan terus-menerus.

 

http://www.radar-bogor.co.id/index.php?rbi=berita.detail&id=84657#

 
 

 

Bahasa Inggris sebagai Bahasa Kedua atau Bahasa Asing

Bahasa Inggris sebagai Bahasa Kedua atau Bahasa Asing

Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang diajarkan di sekolah-sekolah di seluruh dunia. Penggunaan bahasa Inggris yang semakin meningkat membuat bahasa ini semakin berakar dalam setiap masyarakat.

Di negara seperti India, Singapura, Malaysia dan Pakistan, Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa kedua. Negara-negara ini dan banyak negara lainnya di Afrika dan Amerika Utara pernah berada di bawah pemerintahan Inggris. Orang-orang di negara tersebut sudah terbiasa berbicara bahasa Inggris. Mereka tidak menemui kesulitan dalam bercakap-cakap dengan bahasa Inggris meskipun pemerintah Inggris telah meninggalkan negara-negara tersebut puluhan tahun lalu.

Bagi negara-negara yang tidak pernah menjadi koloni Inggris, penggunaan bahasa Inggris adalah sesuatu yang baru bagi mereka. Oleh karena itu, bahasa Inggris tidak dianggap sebagai bahasa kedua melainkan bahasa asing.

Metode mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa kedua dan bahasa asing sedikit berbeda. Dalam kelas bahasa kedua, seorang guru bahasa Inggris tidak harus memakai banyak ilustrasi, gambar, atau video sedangkan pada kelas bahasa asing, para siswa tidak akrab dengan bahasa Inggris sama sekali. Guru harus memakai banyak ilustrasi, gambar, video dan rekaman suara untuk membantu siswa mendengar, berbicara, membaca, menulis dalam bahasa Inggris dengan baik.

Pengenalan teknologi internet telah membantu pengalaman mengajar dan belajar bahasa Inggris menjadi lebih mudah. Guru-guru bisa berkomunikasi dan berbagi pengalaman mereka dengan guru lain, dan mendownload permainan, latihan tata bahasa dan rencana pelajaran. Demikian pula, ketersediaan perangkat lunak belajar bahasa Inggris telah membantu banyak pelajar bahasa Inggris di seluruh dunia menguasai bahasa tersebut dengan lebih baik dan lebih cepat.

Di masa depan, bahasa Inggris tidak akan menjadi bahasa asing lagi. Bahasa Inggris akan menjadi bahasa kedua atau bahkan bahasa pertama. Lebih banyak orang tua yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris lebih suka berbicara kepada anak-anak mereka dalam bahasa Inggris. Ini bisa dilihat di antara para migran yang hidup di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia. Fenomena ini juga dapat dilihat di Singapura, Malaysia. Apakah Anda menyukainya atau tidak, bahasa Inggris telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. oleh Charles Roring di Manokwari Papua Barat- Indonesia

 

http://englishland.or.id/04-readings/030b-inggris_bahasa_asing.htm

 

Media Pembelajaran Bahasa Inggris dan Implementasinya

Media Pembelajaran Bahasa Inggris dan Implementasinya

1. Definisi media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan di Amerika misalnya membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Agak berbeda dari itu semua adalah batasan yang diberikan oleh National Education Association (NEA). Dikatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.

Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan-persamaan yang dapat dikombinasikan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. (Sadiman et al, 2002)

2. Fungsi media

Media dapat digunakan untuk mengatasi rasa kebosanan siswa; jika siswa tertarik dengan apa yang mereka kerjakan, mereka akan menikmati proses belajar mengajar dan memahami materi yang diberikan (Ur, 1988).

Hal senada juga diungkapkan oleh DePorter dan Hernacki (2000) dalam bukunya Quantum Learning, bahwa media visual/alat peraga dapat menciptakan lingkungan yang optimal, baik secara fisik maupun mental. Hal yang terpenting adalah bahwa media mampu mendorong siswa untuk berbicara, menulis; dan dengan menggunakan media proses belajar mengajar dan hubungan antara guru-siswa akan terjalin lebih efektif.

Menurut Sukartiwi (1996), ada beberapa keuntungan yang dapat diraih dengan menggunakan media yaitu:

  • meningkatkan motivasi siswa
  • mencegah kebosanan siswa dalam mengikuti suatu proses belajar mengajar
  • menjadikan proses belajar mengajar berjalan lebih sistematis
  • memudahkan siswa memahami instruksi guru dalam proses belajar mengajar
  • memeperkuat pemahaman siswa pada konteks pelajaran yang diharapkan.

Dalam Sydney Micro Skill, media pembelajaran berfungsi untuk:

  • membangkitkan dan menjaga ketertarikan siswa.
  • merangsang otak siswa untuk berfikir dengan landasan yang konkrit.
  • mendapatkan tingkat pemahaman yang tinggi secara efisien dan tingkat permanensi dalam pembelajaran siswa.

Namun demikian potensi besar media itu masih kurang dioptimalkan kegunaannya oleh para guru. Beberapa guru masih memiliki “psychological rejection” dalam penggunaannya dan kurang terampil dalam implementasinya disebabkan minimnya pelatihan yang dapat diikuti.

3. Jenis media

Media pembelajaran secara arbitrer dapat dikategorikan dalam lima kategori sebagai berikut:

  1. Visual: Gambar, sketches, ilustrasi, pola, diagram, foto, film, film strip, slide, chart,graphs (pictorial, lingkaran, balok, garis), drawings, lukisan, buletin, koran, majalah, poster, periodical, buku (teks, referensi, perpustakaan), ensiklopedia, kamus, komik, kartun, karikatur, peta (wisata, komersial atau ekonomi, politik), globe, direktori jalan, brosur perjalanan, rute dan timetable kereta dan pesawat, iklan, calender, mural, tabel, diorama, friezes, simbol (seperti x à $), demonstrasi, mimingdesk presenter.
  2. Audio (musik, kata, suara dan efek suara): rekaman, tape, radio, laporan siswa, cerita, pusi dan drama, alat musik, pre-recorded plays, laporan, diskusi.
  3. Audio-visualsound moving pictures, televisi, puppets (stickglovestring), improvized and scripted dramatizationrole playing, ekskursi, fenomena alamiah yang ditemui di sekililing, demonstrasi, LCD, dan computer.
  4. Tactilespecimen, objek, ekshibit, artifact, model, sculptured figurelive and stuffed animals, eksperimen; tools, material yang telah dikonstruksi dari suatu model, mainan, wayang dan pertunjukan wayang; mengukur dan menimbang, kebun pekarangan;templates, dan termometer.
  5. Virtual: Internet, website, e-mail, audio-video streaming, chatting, messaging, audio-video conferencing, e-newsgroup, cybernews.

4. Pemilihan media

Sebenarnya dasar pertimbangan untuk memilih media sangatlah sederhana, yaitu apakah media itu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Dalam bahasa yang lebih tegas Mc Connel mengatakan “if the medium fits, use it!” bila media itu sesui pakailah. (Sadiman et al. 2002)

Pertanyaannya adalah apa ukuran atau kriteria kesesuaian tersebut. Jawaban atas pertanyaan ini tidaklah mudah. Beberapa faktor perlu dipertimbangkan, misalnya: tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak, dst), keadaan latar atau lingkungan, kondisi setempat, dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani. Faktor-faktor tersebut pada akhirnya harus diterjemahkan dalam keputusan pemilihan.

Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan.

Ely dalam kuliahnya (Sadiman et al, 2002) menyarankan bahwa pemilihan media sayogyianya tidak terlepas dari konteksnya karena media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar-mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan. Sebagai pendekatan praktis disarankan untuk mempertimbangkan media apa saja yang ada, berapa harganya, berapa lama diperlukan untuk mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera pemakiannya (siswa dan guru).

Dick dan Carey (dalam Sadiman et al, 2002) menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu: pertama ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga atau fasilitasnya. Ketiga adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya bisa digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapan pun serta mudah dijinjing dan dipindahkan. Faktor yang terakhir adalah efektifitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.

Hakikat dari pemilihan media ini pada akhirnya adalah keputusan untuk memakai, tidak memakai, atau mengadaptasi media yang bersangkutan.

Banyaknya pilihan media yang dapat digunakan membuat Anda lebih bebas berkreasi untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar sesuai topik bahasan. Allen (dalam Suparman, 1997) memberikan saran dalam memilih media yang sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dilakukan. Secara ringkas, saran tersebut tertuang dalam tabel berikut ini:

Kemampuan media dalam mempengaruhi berbagai macam belajar

Jenis media instruksional

Macam belajar

Belajar informasi faktual

Belajar pengenalan visual

Belajar konsep, prinsip, dan aturan

Belajar prosedur

Menyajikan keterampilan persepsi gerak

Mengembangkan sikap, opini dan motivasi

Gambar diam

Sedang

Tinggi

Sedang

Sedang

Rendah

Rendah

Gambar hidup

Sedang

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sedang

Sedang

Televisi

Sedang

Sedang

Tinggi

Sedang

Rendah

Sedang

Objek tiga dimensi

Rendah

Tinggi

Rendah

Rendah

Rendah

Rendah

Rekaman audio

Sedang

Rendah

Rendah

Sedang

Rendah

Sedang

Programmed instruction

Sedang

Sedang

Sedang

Tinggi

Rendah

Sedang

Demonstrasi

Rendah

Sedang

Rendah

Tinggi

Sedang

Sedang

Buku teks tercetak

Sedang

Rendah

Sedang

Sedang

Rendah

Sedang

Sajian oral

Sedang

Rendah

Sedang

Sedang

Rendah

Sedang

Sumber: Allen (dalam Suparman, 1997)

Dengan memperhatikan tabel tersebut, maka Anda dapat mempersiapkan media apa yang akan digunakan dalam proses belajar-mengajar tertentu sesuai dengan topik bahasan dan tujuan pembelajaran.

Penelitian yang ada tidaklah menetapkan akan adanya satu media yang terbaik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Konsekuensinya, para guru perlu merencanakan serangkaian media yang cocok dengan topik pembelajaran dan siswa yang sedang belajar. Terdapat banyak sekali media pembelajaran di sekitar kita dan Briggs (1977) menyarankan bahwa penting kiranya memilih media yang cukup sederhana bagi pemahaman siswa tapi cukup memadai dalam menantang dan merangsang siswa untuk berfikir.

IMPLEMENTASI DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Penggunaan Realia

Realia merupakan benda nyata yang digunakan sebagai media pembelajaran di dalam kelas. Sebenarnya objek nyata yang sederhana pun dapat digunakan tidak hanya untuk pengajaran kosa kata tetapi juga dapat dipakai untuk pengajaran tata bahasa dan pengembangan situasi.

Kegunaan realia adalah:

  1. Untuk mengajar kosa kata
  2. Untuk mengajarkan struktur baru
  3. Untuk membantu siswa masuk dalam karakter tatkala berperan dalam sebuah dialog ataupun role-play. Jika siswa berperan sebagai polisi, dia dapat mengenakan helm seorang polisi; dsb.
  4. Sebagai penguatan untuk dialog ataupun role-play, jika ceritanya terjadi di sebuah toko; banyak realia yang bisa ditambahkan jika uang atau objek nyata itu digunakan.
  5. Sebagai bantuan untuk beragam permainan seperti Kim’s game.

Taruhlah dengan menunjukkan satu bungkusan teh di ruang kelas, kita dapat menggunakannya:

– Untuk mengajarkan kata-kata ‘tea’ dan ’packet’ (yang dapat dikontraskan dengan kemasan yang lain, misalnya a bag of sugara tin of orange juice).

– Untuk mengembangkan sebuah deskripsi dari suatu proses pembuatan satu gelas air teh: ‘first you open the packet, then you put some tea in the pot…’ (Anda juga dapat membawa a pot, a spoon dsb.)

– Sebagai bagian dalam sebuah shopping dialogue, menanyakan harga: ‘how much is a packet of tea?’ ‘750 rupiahs’ dsb.

– Untuk mengembangkan sebuah imaginative dialogue, praktek ‘meminjam’, misalnya

A: Could you lend me some tea?

B: Yes, of course. What do you want it for?

A: My relatives have come to visit me.

Realia juga dapat dipakai dalam Kim’s game. Permainan ini merupakan game yang sangat luwes untuk bisa dipakai mengajar berbagai struktur. Prinsip dasarnya adalah guru memajankan beberapa realia, yang harus dicermati oleh siswa selama satu atau dua menit. Apa yang ditunjukkan itu kemudian disembunyikan dari penglihatan dan para siswa diminta untuk mengingat apa-apa yang telah dilihatnya.

Misalnya untuk mengajar there was/there were. Guru memperlihatkan sepuluh atau beberapa objek di atas mejanya selama satu atau dua menit dan kemudian menutupnya dengan kain – para siswa harus mengingat apa saja yang telah dilihatnya.

2. Penggunaan authentic material

Penggunaan authentic material meningkat pesat popularitasnya seiring dengan adanya kesadaran bahwa proses pembelajaran yang terkait dengan konteks riil akan lebih efektif bagi siswa untuk dikontruksi dalam pemahamannya. Para guru dapat menghadirkan authentic material ini baik bersanding dengan buku teks maupun lepas dari batasan format buku teks. Authentic material juga dapat diterapkan dalam berbagai bentuk tugas dan tujuan pembelajaran.

Authentic material, jika dipilih dan diimplementasikan secara tepat, dapat digunakan untuk mengembangkan tugas-tugas yang berawal dari pembelajaran bahasa Inggris yang sudah terformulasikan. Media ini juga sekaligus memberikan jembatan antara keterampilan berbahasan siswa dan pengalaman nyata siswa. Materi-materi ini dalam berbagai bentuknya dapat memberikan kekayaan linguistik dan isi konseptual bagi siswa.

Dalam mengidentifikasi dan mengimplementasikan materi yang paling bermanfaat dan relevan bagi siswa, guru perlu mendesain dan mengorganisasi tugas-tugas di kelas yang menfasilitasi serentetan pengumpulan, pemrosesan dan presentasi informasi.

Penggunaan authentic material dalam pengajaran bahasa Inggris di kelas akan memberikan guru beberapa tantangan. Salah satu tantangan itu adalah pengembangan keterapilan penelitian efektif yang mensyaratkan pengelolaan sekian banyak informasi yang tersedia dalam bentuk tertulis, lisan, ataupun multimedia. Tantangan yang lain adalah berupa penyeleksian materi yang paling pas untuk tujuan pengajaran sesuai dengan kurikulum, ataupun belajar untuk keperluan sendiri. Tantangan ketiga adalah implementasi materi dan serentetan kebutuhan fleksibilitas serta penyesuaian pengajaran yang dibatasi dengan setting ruang kelas.

Tahap-tahap yang perlu dilalui dalam penggunaan authentic material adalah sebagai berikut.

Penelitian

Berusaha menemukan materi yang tepat dalam lautan publikasi dan berbagai format media dapat menjadi sebuah tugas yang menyesakkan bagi para guru bahasa Inggris. Langkah pertama dalam mengidentifikasi materi-materi yang layak adalah dengan mengumpulkan contoh-contoh tulisan, bacaan, dan informasi dari berbagai sumber. Penggunaan internet juga dapat menjadi cara yang efektif dan mulai umum digunakan.

Seleksi

Dalam memilih materi yang baik, para guru perlu mempertimbangkan paling tidak tiga aspek dasar dari latar belakang para siswa (Dumitrescu: 2000):

  • inguistik
  • konseptual
  • kultural

Latar belakang linguistik mempengaruhi pengelolaan kelas, pemilihan tugas, pengurutan dan penentuan tugas, dan fokus pengajaran microskill (seperti pronunciation dan accent reduction). Latar belakang konseptual atau pendidikan menentukan kebutuhan akan informasi-informasi khusus atau umum dari suatu materi yang dipilih. Latar belakang kultural mempengaruhi interaksi siswa-guru, dan harapan-harapan dari peran guru dan murid.

Dua faktor tambahan yang turut mempengaruhi keputusan akhir tentang materi apa yang dipakai adalah applicability dan adaptability. Sebuah teks otentik yang berisi tentang masalah olahraga secara umum, misalnya, menjadi materi yang amat bermanfaat karena isinya relevan bagi semua siswa, tanpa harus memperhatikan olah raga kesukaan setiap individu. Namun demikian, para guru juga harus memperhatikan bahwa teks yang berkaitan langsung dengan kesukaan khusus dari beberapa siswa biasanya akan lebih mudah untuk dipahami dan dicerna sehingga partisipasinya dalam pembelajaran meningkat.

Adaptability mengacu pada kemudahan suatu desain penugasan dan kemudahan manipulasi teks. Jika suatu materi dapat dipadukan dalam komunikasi lisan maupun tulis, maka materi ini memiliki nilai lebih untuk bisa digunakan di kelas daripada materi yang hanya bisa digunakan untuk satu kali penugasan.

Implementasi dan desain

Menggunakan materi otentik ke dalam ruang kelas merupakan tugas yang sulit karena terkadang materi yang ditentukan silabus tidak kompatibel dengan materi otentik yang kita dapatkan. Namun demikian, guru dapat mengidentifikasi dan mengarahkan pada bagian mana saja yang relevan dengan pengajaran. Materi juga dapat direkayasa untuk berbagai tingkat profisiensi yang dimiliki siswa. Materi otentik ini dapat digunakan secara keseluruhan ataupun hanya sebagian saja, dan kompleksitas konsep juga dapat direduksi ataupun dinaikkan untuk suatu tujuan tertentu.

Para guru harus mulai terbiasa dengan membuat berbagai ragam tugas dari buku teks dan menyesuaikan dengan tingkat-tingkat kemampuan yang ada dalam kelas. Setelah menjelaskan beberapa elemen dari buku teks, Anda dapat menggabungkannya dengan materi otentik yang relevan dalam tingkatan yang lebih luas. Tetapi mendesain tugas atau kegiatan berdasarkan materi otentik itu sendiri mengharuskan guru untuk lebih dulu berhadapan dengan materi yang bentuknya kurang terorganisir dan tampak membingungkan. Begitu bagian informasi sudah teridentifikasi, guru harus segera memutuskan alat apa yang paling tepat untuk mengimplementasikannya di ruang kelas.

Beberapa faktor dapat dipakai sebagai pemandu dalam membuat keputusan ini. Hal yang paling penting adalah adanya keterkaitan isi (content relevance). Materi itu haruslah memuat istilah, konsep, dan kerumitan linguistik yang mencerminkan latar belakang siswa. Semakin relevan materi otentik itu dengan dunia siswa maka semakin efektif pembelajaran bahasa Inggris itu.

Faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap implementasi materi otentik itu adalah penyerapan keterampilan yang bermakna (meningful skill acquisition). Para siswa yang telah ditunjukkan dengan materi yang kontekstual tetap memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi keterampilan berbahasa mereka dan bereksperimen dengan penerapan pada hal lain yang sejenis. Proses ini akan memungkinkan siswa dan guru untuk menilai kegunaan materi otentik itu dan mengkaji ulang prioritas tujuan pembelajaran.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah meskipun materi otentik sangatlah menjanjikan bagi siswa yang memang fokus pada praktek penggunaan bahasa, namun penggunaan materi otentik ini bukanlah berarti akan mengurangi beban guru dalam pengembangan materi. Justru di sinilah sebenarnya letak tantangannya. Selamat mencoba.

3. Penggunaan papan tulis

Papan tulis mungkin merupakan media yang paling lazim dan sering digunakan dalam pengajaran. Para guru akan merasa ada sesuatu yang kurang dalam kelas bila tidak ada papan tulis. Tetapi sayangnya banyak guru yang tidak sepenuhnya memanfaatkan secara penuh papan tulis itu atau mereka masih menggunakannya secara buruk dengan mengabaikan beberapa pertimbangan berikut:

  1. Bagaimana perasaan yang mungkin muncul dari siswa bila papan tulis belum dibersihkan di awal pelajaran dan masih penuh dengan sesuatu yang ditulis oleh guru pada pelajaran sebelumnya?
  2. Mana yang Anda fikir lebih baik, menghapus papan tulis begitu Anda selesai ataukah begitu para siswa selesai menyalinnya?
  3. Apakah keburukan dari menulis dengan huruf kapital di papan tulis?
  4. Apakah merupakan ide yang baik bila Anda menulis dengan huruf bersambung?
  5. Cobalah warna kapur yang berbeda pada papan tulis dan bandingkan mana yang tampak paling bagus.
  6. Beberapa warna ada yang tidak dapat dilihat dengan sangat jelas. Warna apa sajakah itu?
  7. Ketika mendikte, apakah merupakan suatu ide yang bagus untuk menulis materi dikte itu di papan tulis sebelum pelajaran dan menutupinya dengan kain ataupun kertas, lalu dibuka pada saat diperlukan. Dalam kondisi seperti apakah menutupi papan tulis itu bermanfaat?

Bagaimana meningkatkan partisipasi siswa? Ketika Anda serius menyalin materi yang panjang ke papan tulis, maka dengan mudah anda dapat menoleh ke belakang dan melihat perhatian para siswa yang sedang memelototi bagian demi bagian. Hal ini lebih-lebih terjadi ketika Anda menggambar sesuatu di papan tulis secara detail.

Terdapat beberapa cara untuk melibatkan perhatian siswa sepenuh mungkin:

  1. Berbicara dengan siswa tatakala Anda sedang menulis dan sering-sering menoleh ke belakang untuk menatap mereka.
  2. Tanyalah para siswa tentang apa yang perlu ditulis sesering mungkin dan mintalah contoh dari mereka.
  3. Tanyalah mereka apa yang mereka fikir tentang kata atau gambar yang sedang dibuat.
  4. Mintalah mereka untuk melafalkan begitu Anda selesai menulis.
  5. Tanyalah mereka bagaimana melafalkan kata-kata sulit yang ada di papan tulis.
  6. Ketika menulis usahakan untuk berdiri di sisi kanan papan tulis tatkala para siswa melihatnya. Hal ini memiliki keuntungan agar memungkinkan Anda untuk menulis secara lurus.

Bagaimana merencanakan penggunaan papan tulis? Banyak pekerjaan yang acak-acakan dan tidak rapi yang bisa dihindari pada papan tulis jika pekerjaan itu direncanakan di awal dan memsukkannya sebagai bagian dari rencana pengajaran. Idealnya papan tulis dapat di bagi-bagi menjadi beberapa area. Terdapat beragam cara untuk membaginya, tetapi yang terbaik adalah dengan menyimpan satu bagian yang tidak dilihat sebelumnya. Salah satu cara untuk membagi papan tulis adalah dengan model H yang secara efektif membagi papan tulis menjadi empat bagian.

 

Dengan demikian sebagian dari papan dapat digunakan untuk gambar-gambar, bagian yang lain untuk tabel dan daftar, atau sebgaian dapat dipakai untuk kerja yang telah direncanakan. Meskipun Anda telah menghapus hampir semua yang ada di papan tulis ketika selesai disalin oleh siswa, Anda juga dapat menggunakan sebagian yang permanen untuk menulis kosa kata, yang mungkin perlu untuk tetap ditampilkan di papan tulis selama mungkin. Bagian yang agak permanen itu juga akan bermanfaat di akhir pelajaran untuk menyegarkan ingatan siswa dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan dan kosa kata yang mungkin telah dilupakan.

Janganlah lupa bahwa Anda tidak hanya terbatas pada papan tulis itu saja. Area di sekeliling juga dapat digunakan sama pentingnya untuk pajanan.

Bagaimana dengan menggambar di papan tulis? Banyak sekali guru yang enggan untuk mencoba tangannya menggambar di papan tulis, dengan mengatakan bahwa mereka tidak dapat menggambar; ironisnya mereka tidak pernah mencoba. Bagaimanapun, gambar stick sederhana bukanlah sesuatu yang amat sukar atau di luar jangkauan, dengan sedikit latihan setiap guru dapat belajar untuk membuat gambar sederhana.

Beberapa contoh gambar di papan tulis dapat dilihat berikut ini.

Gambar wajah. Gambar kepala harus cukup besar agar dapat dilihat dari tempat duduk siswa yang paling belakang. Tunjukkan agar gambar itu dapat menunjukkan ekspresi, khususnya dengan mengubah bentuk mulut:

 

Arah kemana orang menghadap dapat ditunjukkan dengan mengubah hidungnya (hal ini penting terutama dalam menunjukkan percakapan).

 

Sedangkan untuk menunjukkan jenis kelamin bisa dibedakan dari rambutnya:

 

Gambar stick. Untuk menggambar sosok orang laki-laki atau perempuan adalah:

Sedangkan untuk menunjukkan kegiatan yang sedang dilakukan dengan menekuk lengan atau kakinya.

 

4. Penggunaan tape recorder

Tape recorder mungkin merupakan media yang paling lazim digunakan oleh para guru di ruang kelas setelah papan tulis. Meskipun sebenarnya kegiatan listening dapat juga dilaksanakan tanpa harus menggunakan tape recorder.

Tape recorder memang dapat digunakan dalam semua kegiatan listening, di antaranya:

  1. Mengenali cara pelafalan dari penutur asli tanpa harus menghadirkan native speaker di kelas.
  2. Mengenali dan megidentifikasi pola intonasi yang berbeda secara akurat.
  3. Sound effect, dapat digunakan sebagai petunjuk seperti berikut
  • (tape recording of sound of running water)
  • Response: He must be in the bathroom
  • (tape recording of sound of plates being washed)
  • Response: He must be in the kitchen

4. Jigsaw listening

Dalam kegiatan ini Anda perlu lebih dari satu tape recorder. Biasanya Anda memerlukan tiga buah. Kelas di bagi menjadi tiga kelompok dan masing-masing kelompok mendengarkan tape mereka dan mensarikan informasi yang relevan. Kelompok-kelompok itu saling bertukar informasi yang telah mereka dapatkan.

Kelompok-kelompok itu juga diberi bagian-bagian cerita yang berbeda dari cerita yang sama sehingga mereka tidak dapat menemuklan cerita keseluruhan sampai mereka saling bertukar informasi. Alternatif lain, mereka dapat diberi sebuah persoalan untuk dipecahkan – rute terbaik bagi tahanan untuk melarikan diri, misalnya. Mereka hanya bisa memecahkan masalah itu dengan mengumpulkan informasi mereka seluruhnya.

5. Bisa juga dipakai untuk memutar lagu yang liriknya berbahasa Inggris.

6. Penggunaan Flashcard

Flashcard memiliki nilai lebih karena guru dapat mempersiapkannya di waktu senggang di rumah. Dengan demikian, guru dapat membuatnya dengan lebih menarik dan berwarna-warni. Dalam pembuatannya juga meliputi hal-hal detail yang tidak mungkin dilakukan dalam kondisi terburu-buru atau waktu yang sempit di papan tulis. Meskipun flashcard ini mungkin digunakan dengan cara dan tujuan yang sama dengan papan tulis, tetapi kelebihannya adalah dapat ditampilkan seketika dan juga memiliki banyak variasi. Guru juga dapat membuat gambar bolak-balik pada satu flashcard ketika ingin menunjukkan perbedaan penggunaan bahasa. Misalnya:

Sisi depan She usually drinks tea

Sisi belakang But now she’s drinking champagne.

Kaji tindak yang dilakukan oleh Tiwuk A. Nursiyani, guru bahasa Inggris di SMP 2 Sumberjambe Jember, menunjukkan bahwa penggunaan flashcard dengan model picture series dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Dalam kajiannya, pembelajaran dilakukan dengan dua tahap. Pertama, siswa diminta untuk membuat karangan tentang tema yang dipilih yaitu tema kebudayaan dan anak tema yang dipilih adalah rumah tradisional. Siswa diajar seperti biasa dengan mengikuti tahapan-tahapan yang ada dalam lessson plan dan diberi bebrapa informasi tentang rumah adat/rumah tradisional, kemudian di akhir pembelajaran diminta untuk membuat sebuah deskripsi tentang rumah adat/rumah tradisional yang mereka ketahui. Hasilnya dikoreksi olehnya dan kemudian dikembalikan kepada siswa untuk dijadikan sebagai umpan balik. Pada tahap ini, nampaknya siswa mengalami banyak kesulitan. Kesulitan siswa terletak pada penggunaan tenses, pemilihan kata dan struktur kalimat. Siswa juga banyak mengalami kesulitan untuk mengekspresikan apa yang ingin ditulisnya sehingga kurang jelas dalam menuangkan ide-idenya. Siswa juga tidak dapat merangkaikan dan menyusun kalimat dengan benar.

Pada tahap kedua, siswa diminta untuk mengamati kesalahan yang dibuat, kemudian diajak berdiskusi tentang kesalahan-kesalahannya. Selanjutnya ditunjukkan sebuah gambar seri yang menceritakan tentang sebuah cerita rakyat dari Sumatra barat (Malin Kundang). Di akhir pembelajaran, siswa diminta untuk menuliskan cerita berdasarkan urutan kejadian yang ada dalam gambar seri tersebut menjadi suatu karangan. Berdasarkan hasil evaluasi pada tahap ini, masih ada siswa yang membuat kesalahan pada tataran tenses, struktur dan pemilihan kata, tetapi jumlahnya jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan hasil pembelajaran pada tahap pertama. Kedua hasil tersebut dibandingkan dengan tujuan untuk mencari metode pembelajaran yang paling efektif dalam pembelajaran menulis. Pada tahap kedua ini, siswa ternyata sudah mampu menuangkan ide cerita yang ada dalam gambar seri tersebut dan urutan kejadian yang dituangkan dalam bentuk tulisan sudah sesuai dengan urutan kejadian yang ada dalam gambar. Flashcard berupa pictiure series ternyata efektif untuk memperbaiki hasil pembelajaran.

Flashcard tidak melulu berisi gambar, tulisan juga dapat memiliki dampak yang berarti dengan menggunakan flascardFlasshcard yang berisi kata-kata bisanya digunakan untuk melatih struktur. Guru membuat beberapa potongan kertas yang berisi berbagai kalimat perintah seperti

Pick up your bag.
Point to me.

Kemudian salah satu murid berdiri di belakang guru. Guru memegangi potongan kertas yang ditunjukkan pada kelas, mereka harus mematuhi perintah yang tertulis di potongan kertas itu. Murid yang berada di belakang guru harus menebak kata-kata yang ada dalam flashcard itu secara persis. Hal ini khususnya baik untuk melatih personal dan possesive pronoun, misalnya jika Point to me itu tertulis pada kertas, murid itu harus mengatakannya secara persis bukannya Point to you.

Penggunaan flashcard menyimpan potensi kreatifitas yang tidak terbatas. Dengan berbagai variasi dan kombinasi memungkinkan tampilan flashcard semakin menarik dan memotivasi siswa untuk memperhatikan dan memahami pelajaran. Berikut ini adalah beberapa topik yang bisa dilakukan secara kreatif dengan menggunakan flashcard.

The face

Sistem buka tutup pada bagian-bagian kecil dapat digunakan untuk melatih pengayaanvocabulary, sebagaimana alat peraga berikut:

 

Guru (atau murid bekerja berpasangan) mengangkat penggalan gambar wajah untuk mendapatkan kata tertentu di belakangnya.

A lot of pineapples

Alat peraga berikut dapat digunakan untuk membedakan penggunaan ‘a few’ dan ‘a lot of’

Guru: (menunjukkan kertas yang tertutup) A few pineapples. (Membuka tutupan) A lot of pineapples.

The mouse

 

Guru: (berlahan menarik keluar kartu yang ada di dalam) the mouse is on the chair. The mouse with whiskers is under the chair. The mouse without whiskers is on the table, between the vase of flowers and the teapot. The mouse with whiskers is under the table. The mouse without whiskers is behind the vase of flowers. Which mouse is going to go behind the cat? The mouse with whiskers.

The bird

 

Guru: (berlahan menarik keluar kartu yang ada di dalam) The bird is above the box, on the box, next to the box, in the box, under the box and below the box.

Dalam membuat gambar, guru tidak harus membuatnya sendiri tapi juga bisa minta tolong teman sejawat, guru seni lukis, ataupun siswa yang memiliki keahlian dalam menggambar. Gambar juga bisa diambil dari berbagai sumber seperti:

  • koran
  • majalah
  • iklan
  • brosur bisnis
  • katalog perusahaan
  • kalender
  • kartu ucapan
  • kartu pos
  • poster
  • manual
  • buku lama
  • komik atau kartun
  • foto keluarga
  • perangko
  • buku kursus
  • fotokopi dsb.

7. Penggunaan video film

Tidak seorang pun yang akan membantah bahwa sekarang ini kita dibombardir oleh media dan gambar visual. Hanya dengan menklikkan jari, kita dapat menyaksikan wilayah dan orang yang jauh letaknya. Memberikan ruang bagi pesan visual dalam pengajaran bahasa Inggris merupakan suatu hal yang menarik dan menghibur guna meningkatkan kemampuan komunikatif para siswa. Pesan yang ada dalam film menawarkan sebuah perubahan yang menyegarkan dalam rutinitas kegiatan kelas.

Hingga sekarang, penggunan film dalam pengajaran bahasa Inggris masih jarang dipakai karena para guru masih sering merasa bahwa penggunaan film membutuhkan waktu yang panjang (time-consuming) dan terlalu sulit diselenggarakan. Namun dengan adanya penyebaran peralatan video, VCD dan DVD ke dalam lembaga pendidikan, penggunaan film semakin lazim. Film yang baik dapat membantu proses pendidikan lebih bermakna, baik untuk ruang kelas maupun self-study. Tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan sensivitas bagi siswa dan untuk memberi stimulus dalam mengembangkan imajinasi dan kreativitas siswa.

Kekuatan film sebagai medium telah diakui secara umum. Film dapat dieksploitasi dengan berbagai cara. Salah satu cara penggunaan film dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah dengan penyerapan ide-ide baru dan perluasan wawasan para siswa. Adapun tahap-tahap penggunaan video film sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut.

Seleksi

Memilih film merupakan langkah yang paling penting. Proses ini sekaligus memberikan tantangan yang paling besar. Pemilihan ini dapat didasarkan pada isi tema untuk menguatkan dan mengonsolidasikan topik yang ada dalam silabus bahasa Inggris, seperti tentang olah raga, rekreasi, media massa, pendidikan, pariwisata, profesi, atau untuk mengilustrasikan fungsi-fungsi bahasa dan pola gramatikal dalam penggunaan yang nyata. Lebih jauh, berbagai terminologi bisa didapatkan dalam cerita detail sebagaimana dicontohkan dalam filmnya Stone yang berjudul Wall Street tentang perbankan dan pasar modal, istilah dan aturan hukum dalam filmnya Demme yang berjudul Philadelpia, masalah pendidikan dalam filmnya Weir berjudulDead Poet Society dan lain sebagainya.

Pemilihan film haruslah hati-hati, keputusan tentang pokok permasalahan harus didasarkan pada pertimbangan kriteria yang matang karena hal ini berkaitan dengan kompetensi linguistik dan konseptual siswa dan bisa jadi tidak sesuai dengan keinginan dan ketertarikan siswa. Umur dan kematangan psikologis siswa juga harus dipertimbangkan dalam pemilihan film agar terhindar dari film yang menyentuh sensitifitas siswa. Misalnya film Fatal AttractionBasic Instinct, dan Disclosure yang secara berurutan disutradarai oleh Adrian Lyne, Paul Verhoeven dan Barry Lavinson, seks merupakan isu yang memicu perdebatan soal moral dan kondisi psikologis karena film ini menggambarkan tentang sisi buruk dari eksistensi manusia seperti perselingkuhan, haus kekuasaan, persaingan dan sebagainya.

Durasi film juga merupakan aspek yang harus diperhitungkan. Film yang panjang sepertiSchindler’s List yang disutradarai oleh Spielberg atau filmnya Kostner yang berjudul Dances with Wolves sebenarnya dapat digunakan, tetapi dalam perencanaan haruslah ditentukan beberapa kali sesi pemutaran dengan pertanyaan pre-viewing dan post-viewing.

Eksploitasi

Isi film secara keseluruhan dapat didiskusikan untuk mengecek dan meningkatkan pemahaman umum dari sebuah cerita, dengan pertanyaan-pertanyan tentang setting, tokoh, dan pesan-pesan yang tersurat serta tersiratnya.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah memisahkan sebuah alur yang paling mewakili atau dialog kunci yang mencerminkan intisari dari cerita untuk dibahas menjadi topik yang signifikan. Misalnya kita dapat membuat evaluasi dari film secara keseluruhan dari bagian tertentu dalam perdebatan semisal sistem peradilan dalam filmnya Sheridan yang berjudul In The Name of the Father.

Kemungkinan lain adalah dengan memilih dua atau tiga kalimat penting dari script dan meminta siswa untuk menganalisisnya dalam kerangka plot secara keseluruhan. Dalam filmnya Zemeckis’s yang berjudul Forrest Gump kita dapat menganalisis ucapan Mrs. Gump “life is like a box of chocolates, you never know what you are going to get” atau ucapan Lieutenant Dan“We all have a destiny”.

Semua kegiatan di atas adalah terfokus pada masalah tematik, sebenarnya film juga memberi ruang untuk eksploitasi aspek tata bahasa dan fungsi bahasa. sebutlah filmnya Newell yang berjudul Four Weddings and a Funeral mencontohkan serangkaian fungsi seperti mengemukakan pendapat, mengekspresikan bela sungkawa, persuasi, diskusi, berdebat dan sebagainya.

Dalam mengeksploitasi film dalam kelas, kesulitan malah bukan terletak pada filmnya itu sendiri tetapi dalam mendesain bentuk-entuk tugas. Dalam hal ini guru harus menyesuaikan film dengan tingkat profisiensi dan kompetensi konseptual siswa.

Kegiatan integratif

Sebagaimana dalam seluruh aspek pembelajaran, penting kiranya untuk mengintegrasikan pengetahuan yang telah dimiliki dengan informasi terbaru yang didapat dari film, caranya dengan mengektrapolasi kedua hal tersebut. Siswa dapat diminta untuk membuat ringkasan untuk merekonstruksi struktur makro dari cerita secara keseluruhan. Siswa juga bisa menulis ulasan film dengan memberi pendapatnya tentang film tersebut. Salah satu tugas yang menarik adalah membuat persamaan-persamaan dari beberapa film dengan menggunakan kriteria objektif yang diidentifikasi oleh siswa sendiri.

Dramatisasi cerita film menjadi suatu daya dorong, khususnya para siswa yang memiliki jiwa petualangan. Bagi kelompok tingkat dasar dapat diminta untuk meneliti dan menulis biografi dari pemeran utama ataupun sutradaranya, sedangkan untuk kelompok tingkat lanjut dapat melakukan investigasi masalah-masalah seperti ekologi dan lingkungan (seperti filmnya Hitchcocks yang berjudul The Birds) dan tentang musik klasik (seperti filmnya Foreman yang berjudul Amedeus dan filmnya Rose yang berjudul Immortal Beloved).

Sebagai contoh penggunaan film sebagai media pembelajaran, Anda dapat mengambil sampel film berjudul FORREST GUMP dengan elaborasi sebagai berikut.

After watching the film, answer the following questions.

About Forrest

1. If you were asked to describe Forrest, which of the following features would you choose as the most important in understanding him? Why? (You can add some others)

  • Stupid boy
  • Healthy boy/man
  • Good lover
  • ntelligent man
  • Good father
  • Disrespectful person
  • Successful person
  • Efficient soldier
  • Agile sportsman
  • Materialist
  • Credulous man
  • Sympathetic person
  • Faithful friend
  • Sweet son

2. Forrest met very important people. Would you have reacted in the same way as Forrest did if you had the chance of meeting John F. Kennedy, Lyndon B. Johnson, Richard Nixon, etc? What’s the significance of these famous personalities in the film?

About Jenny

  1. Jenny was Forrest first’s friend. Why did he trust her so deeply? Why did he never forget her in spite of her unexpected departures?
  2. On many occasions, Forrest told Jenny that he loved her; in one of them, Jenny said, “You don’t know what love is” Do you think she was right? Why? Why not?

About Bubba

  1. Compare Forrest to Bubba. Were they both simple-mended man?
  2. Evaluate their friendship. Did Forrest keep his promise to Bubba?

About Lieutenant Dan

  1. Explain the Lieutenant’s role in the development of the film.
  2. Evaluate Forrest’s friendship with him.

About You

  1. Do you identify with any of the characters of the film? If so, with whom?
  2. If you were in a battle, would you come back to rescue other soldiers, risking your life as Forrest did?

About the film as a whole

Consider the questions below and debate them in groups. Provide a written report.

1. Forrest was a different boy, who was expected to have a lot of difficulties in “normal” society. However, he managed to succeed and achieve more than many other human beings. Discuss how he survived and triumphed. What is the implication of his success?

2. Certain aspects of the film seem to be unreal and exaggerated, such as the fact that Forrest ran of three years. Do you think that they are pointless or are they symbolizing something essential in life? Justify your answer.

3. “In our society, different is discriminated against.” This seems to be the one of the big issues illustrated in the film. Is it true? How do we act towards those who are different from us (less intelligent, handicapped, sick, racially different skin color, believers of a different religion, members of a different political party, etc.? Do we respect them? do we ignore them? Do we make fun of them? Do we reject them?

4. This film reflects part of the history of the USA during the past thirty years. Can only the film be understood by Americans or does it have universal values? Is it a film that makes you think because it hides a simple but important message? All in all, is it worth seeing?

5. Summarize the essence at the film in just one sentence.

Follow up

Choose and develop one of the following tasks.

1. You are one of Forrest’s classmates. Write a short paragraph (10-15 lines) describing your feeling s about sharing the same class with a person like him. Do you feel uncomfortable? Do you feel pity for him? Do you feel proud of his achievements? Would you be his friend?

2. Write a review of the film. Include the following: title, director, setting, characters, events, and evaluation.

Penggunaan film sebagai media pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing di ruang kelas memiliki potensi yang tidak terbatas. Film-film mampu menghadirkan “sepotong kue” kehidupan, memberikan gambaran yang realistis dan asli, meningkatkan kesadaran bahasa, sekaligus menghibur. Film memberikan keceriaan dan keterlibatan di ruang kelas. Tetapi tidak menhabiskan kata-kata kita. Selamat mencoba.

8. Penggunaan komputer dan internet

Kebanyakan guru di Indonesia masih jarang menggunakan komputer sebagai bantuan dalam proses pembelajaran. Penggunaan kapur dan papan tulis tampaknya masih mendominasi dalam penggunaan media pembelajaran. Tapi sekarang ini kita dihadapkan pada penemuan teknologi informasi yang telah berperan mempercepat putaran informasi. Tidaklah bijaksana bila kita menutup mata dengan berbagai penemuan yang sebenarnya memiliki nilai yang berharga untuk pembelajaran yang efektif. Bila kita ingin terus meningkatkan profesionalisme dan menjaga keberadaan kita agar tidak “usang”, maka kita harus adaptif terhadap berbagai irama perubahan yang memang semakin cepat ini.

Dalam implementasinya memang perlu adanya dukungan dari manajemen sekolah untuk mengadakan laboratorium komputer. Di kota-kota besar, misalnya Jakarta, komputer sudah bukan sesuatu yang mewah. Siswa-siswa di kota besar juga relatif well-experienced dengan komputer sebagi alat bantu dalam berbagai hal.

Ada tiga model penggunaan komputer dalam pengajaran bahasa:

  • sebagai guru bahasa
  • sebagai perangsang percakapan
  • sebagai alat bantu untuk pengembangan ranah kognitif.

Dalam memahami penggunaan komputer di ruang kelas, perlu diingat dua istilah penting, CAI dan CALL. Computer Assisted Instruction (CAI) merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan program komputer yang didesain untuk pengajaran, sedangkan Computer Assisted Language Learning (CALL) merupakan istilah yang digunakan dalam pengajaran bahasa yang dilengkapi dengan penggunaan komputer.

Dalam menggunakan program CAI, siswa mengikuti instruksi pelajaran yang dikeluarkan dari tiap bagian tatkala berinteraksi dengan komputer. Biasanya digunakan untuk pengembangan keterampilan membaca dan menulis, pelajar dapat mencakup drill dan latihan-latihan praktis, lembar pemahaman wacana, game, simulasi dan sebagainya. Dalam perkembangannya sekarang ini, hardware terus mengalami kemajuan dengan menghasilkan fasilitas grafik yang lebih tajam, resolusi warna, penggunaan animasi, touch screen, tampilan video, keluaran audio, dan multimedia. Latihan-latihan listening komprehension telah dikembangkan dengan menggunakan sound blaster dan CD-ROM. Sebuah dialog dapat ditampilkan di layar (dan siswa dapat mendengarkannya), kemudian beberapa pertanyaan yang terkait dapat dilihat di layar. Saat itu juga siswa dapat melihat sebuah jawaban, sistem akses yang cepat dan akurat memungkinkan adanya balikan terhadap siswa secara real time.

Pengajaran berbasis komputer dapatlah digunakan sebagai sumber daya di kelas, bukan menggantikan keberadaan guru. Cara penggunaan atau pengemasannya sangat beragam sesuai dengan konteks penggunaan, tingkat umur, pokok masalah dan setting kelas. Menggunakan komputer dalam pengajaran bahasa mampu memberikan berbagai jenis kegiatan dan potensi yang tidak terbatas. Jika Anda adalah guru yang meyakini bahwa pendidikan merupakan perolehan pengetahuan dalam bentuk informasi akan mendapati bahwa banyak kemasan komputer yang bisa digunakan. Sedangkan bila Anda adalah guru yang menghargai nilai pembelajaran dengan cara menemukan dan berinteraksi dengan siswa lain juga akan mendapati bahwa berbagai kemasan berbasis komputer juga dapat digunakan untuk mendukung pendekatan ini.

Contoh-contoh penggunaan komputer berbasis CD-ROM untuk pembelajaran bahasa Inggris yang sudah banyak beredar adalah sebagai berikut.

 

 

Internet

Kemajuan komputer tidak bisa dilepaskan dari penemuan besar di bidang teknologi informasi (TI). TI telah merubah wajah dunia secara revolusioner. Di antara produk TI itu adalah internet. Internet merupakan jaringan besar dari komputer-komputer yang saling terhubung di seluruh dunia. Jutaan orang secara rutin menggunakan internet untuk berkomunikasi, mengakses database, dan transfer file. Setiap PC dengan sebuah modem dengan kondisi tertentu dapat dipakai untuk koneksi internet.

Jika kita mampu mengintegrasikan penggunaan internet ke dalam proses pembelajarn bahasa Inggris berarti kita dapat mengakselerasi pembelajaran kita dengan kemungkinan yang tidak terbatas. Penggunaan internet yang amat lazim adalah untuk surfing, e-mail, chatting, audio-video streaming, serta messaging.

Surfing

Surfing adalah istilah kita menjelajah dunia maya yang bernama internet. Kita bisa mengakses journal-journal elektronik, referensi, web pagesstreaming audio video dsb. Bila and tidak tahu alamat pasti yang anda tuju, gunakan Search Engine.

Search engine ini lazim digunakan karena dunia virtual sangatlah luas sehingga kita perlu bantuan untuk menemukan sumber yang sesuai dengan topik yang kita kaji. Search engine bisa diibaratkan seperti detektif yang bekerja untuk pemakai internet. Search enginemennggunakan kata kunci untuk menemukan situs (dokumen, file, web pages) yang dimasukkan oleh pengguna internet. Di antara sekian search engiune yang paling terkenal adalah yahoo.comgoogle.com, dan altavista.com.

 

Anda bisa mengakses database yang tersedia secara gratis ataupun dengan fee tertentu. Data base ERIC merupakan salah satu contoh sumber penting yang tersedia dalam internet dihttp:/www.eric.ed.gov/searchdb.html, yang memungkinkan guru untuk mendapatkan artikel-artikel yang menarik. Anda juga dapat menemukan tentang berbagai contoh lesson plan, kegiatan pengajaran dan sumber-sumber pengajaran. Siswa juga bisa diberi tugas untuk mengakses situs-situs pengajaran bahasa Inggris sebagai bentuk self-access learning.

Beberapa contoh situs yang bisa dikunjungi oleh guru bahasa Inggris sebagai resourcespembelajaran dalam hal materi maupun metodologi serta evaluasi tanpa bantuan searching engine adalah: http://www.globaled.orghttp://www.onestopenglish.com,http://www.englishteacher.com/ dll. Sedangkan untuk mengetahui kebijakan terbaru di bidang pendidikan di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional Anda bisa mengakses situshttp://www.depdiknas.go.id atau situs-situs yang telah dikembangkan oleh pemerintah daerah Anda.

E-mail

E-mail merupakan aplikasi internet yang paling lazim digunakan. Guru bahasa Inggris dapat mengintegrasikan aktifitas berbasis email dalam pembelajarannya (LeLoup, 1997). Misalnya, diadakan kegiatan yang memungkinkan siswa untuk melakukan koresponednsi dengan kenalannative speaker, hal ini sangat mudah diimplementasikan tatkala para siswa memiliki akses, perangkat, dan kontak teman asing. Siswa bisa diberi tugas untuk melakukan korespondensi dengan native speaker dan hasilnya bisa dilaporkan sebagai bahan penilaian.

Bila Anda sudah memiliki email address, Anda dapat bergabung dalam komunitas yang disebutmailist yang memungkinkan sharing informasi berupa pengalaman, gagasan ataupun solusi untuk masalah tertentu. Namun jika Anda belum memiliki email address, Anda bisa melakukan registrasi di situs yang menyediakan layanan email. Diantara situs penyedia email secara gratis adalah yahoomail.com.

Berikut adalah contoh kiriman email dari native speaker yang telah diprint out.

Date: Wed, 8 May 2002 12:33:56-0700(PDT)

From: “Jason Gultjaeff” <jgultjaeff@yahoo.com>

Subject: Finally got there!!

To: “Lia Soekarno” <liasoekarno@yahoo.com>

Dear Lia,

Wow…I’m so happy I was able to finally get through to you. I must admit I was nervous as well, so don’t worry at all. Actually, after a while I felt really comfortable talking to you, and it just felt natural. You are so sweet and nice and I look forward to the time we can meet….

Sincerely, I will be in Jakarta this year on vacation and I will do everything I can to get a posting in Indonesia, or I will join another company. As I said, I have wanted to work in Indonesia for a long time, as it was a very positive experience for me.

Thanks for originally contacting me!

Jason

Chatting, Audio dan video conferencing, Messaging

Meskipun kebanyakan internet didominasi dengan berbagai informasi, komunikasi instan dengan orang lain juga memungkinkan pertukaran kabar dengan teman dari berbagai pelosok dunia. Komunikasi real-time seperti itu bisa menggunakan beberapa tipe yang berbeda: program chatconferencing dan messaging.

Aplikasi yang digunakan untuk chat adalah Internet Relay Chat (IRC) yang memungkinkan sinkronisasi ‘percakapan’ dari semua partisipan di seluruh dunia. Pemakai masuk pada channel dan ‘nimbrung’ dengan mengetik pesan pada semua orang di channel itu; apapun yang diketik secara instant diketahui oleh setiap orang. Ratusan channel tersedia untuk layanan ini, dengan nama yang bisanya merefleksikan topik dan bahasa yang didiskusikan. Channel khusus dan tertutup juga dapat diciptakan dan digunakan dalam kelas. Hasil chatting juga dapat diprint outsehingga memungkinkan guru untuk memberikan balikan atapun assessment terhadap pekerjaan siswa.

Program udio-video conferencing, seperti CUSeeMe dan MS NetMeeting merupakan pilihan yang dapat digunakan siswa dalam percakapan suara. Pemakai dapat berbicara secara langsung keinterlucator, dengan menggunakan hardware dan software tertentu, bahkan dapat saling melihat dengan lawan bicara. Aplikasi ini mensyaratkan bandwith yang besar dan tergantung juga pada koneksi modem yang bagus; padatnya jaringan juga mempengaruhi kualitas komunikasi. Pengembangan dan ketersediaan layanan broadband melalui kabel modem dan Digital Subscriber Line (DSL), yang jauh lebih cepat dari akses modem menjadikan audio-video conferencing merupakan suatu kenyataan yang semakin memasyarakat.

Software messsaging seperti ISQ atau Internet Messanger memberikan koneksi yang instant bagi seseorang terhadap sejumlah kontak dengan memungkinkan pemakai untuk mengetahui kapan para kontak itu online. Program ini memberikan fasilitas komunikasi cepat dengan menggunakan konekasi pada seseorang secara gampang hanya mengklik nama yang tertera. Teknologi ini juga memungkinkan siswa berpotensi untuk dapat berkomunikasi secara langsung dengan native speaker dalam setting bahasa Inggris.

D. EVALUASI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA

Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan penggunaan media pembelajaran.

1. Biaya  
2. Apakah memerlukan listrik  
3. Apakah cocok untuk dipakai di ruang kelas yang jumlahnya banyak  
4. Kemudahan untuk dipindahkan dan kenyamanan dalam pemakaian.  
5. Statis ataukah dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.  
6. Apakah perlu tenaga banyak untuk memepersiapkannya.  
7. Dampak dramatis dan ketertarikan siswa yang dapat ditimbulkan.  
8. Kecanggihan – hati-hati dengan media yang terlalu canggih kecuali Anda benar-benar menguasainya. Seringnya, media yang paling sederhana adalah yang paling baik.  
9. Bagaimana penggunaannya, terbatas ataukah bisa digunakan dengan cakupan sangat luas.  

 

http://www.smpn2bantarujeg.blogspot.com/2010/11/media-pembelajaran-bahasa-inggris-dan_26.html

Pengaruh Bahasa Indonesia Pada Bahasa Inggris

PENGARUH BAHASA INDONESIA PADA BAHASA INGGRIS

LINGKUP : KOSAKATA, BAHASA, LINGUISTIKA

 

 

PENGARUH BAHASA INDONESIA PADA BAHASA INGGRIS

 

Kadang-kadang kita mendengar orang mengeluh, “Bahasa Indonesia adalah bahasa yang tak lengkap dan kurang sesuai untuk dipakai pada masa kini.” Memang benar banyak penemuan baru, banyak bahan baru dan banyak pikiran baru membutuhkan nama atau istilah, yang sampai sekarang belum ada dalam Bahasa Indonesia. tapi hal sama terjadi pada semua bahasa di dunia. Bahasa Inggeris juga mengalami kesulitan dengan istilah baru dan terpaksa meminjam istilah dari Bahasa Yunani atau Bahasa Latin. Semua bahasa harus berani meminjam istilah dari bahasa lain, supaya bisa berkembang terus. Suatu bahasa yang tak berani berhubungan dengan bahasa lain kelamaan akan mati, karena tak bisa menyesuaikan diri dengan dunia yang selalu berobah.

 

Seperti sudah diketahui, Bahasa Indonesia telah banyak mengambil istilah dari Bahasa Inggeris. tapi yang belum terkenal adalah bahwa Bahasa Inggeris juga sudah banyak meminjam istilah dari Bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu. Sebagai contoh, coba kita perhatikan kata kata dalam cerita pendek dalam alinea dibawah ini.

 

“The farmer lives in the kampong, near the bamboo grove. Today he is walking around his paddyfields, carrying a rattan stick with him. He often sees paddy birds, java sparrows and cockatoos in the mango trees, mangosteen trees and nipa palms. When he was younger he was a bantamweight boxer. His wife often makes cakes from agar and sago. She keeps tea leaves in the caddy. Sometimes she makes sambal but more often she makes tomato ketchup. She keeps manybantams. The bantams run amuck when she feeds them. Today she is putting camphor balls in the godown where the battickssarongs and antimacassars are kept.”

 

Didalam cerita ini kita dapat tiga-puluh-tujuh kata benda. Dua-puluh-tiga dari jumlah ini berasal dari Bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu. Dalam Bahasa Inggeris jumlah kata berasal dari Bahasa Indonesia adalah lebih dari lima-puluh, atau mungkin hampir atau lebih seratus. Memang diantaranya ada beberapa kata jarang dipakai, seperti “pyrocatechol” (semacam penangkal infeksi) yang berasal dari kata “kacu.” tapi ada juga banyak kata yang sudah betul di-Inggeris-kan dan sudah sering dipakai dalam bahasa seharihari. Kata “caddy,” misalnya, kalau di Inggeris punya arti kotak kecil atau kaleng untuk menyimpan teh. Setiap dapur di rumah orang Inggeris pasti dilengkapi dengan sebuah caddy. Kata ini berasal dari “kati” (ukuran berat). Barangkali, pada zaman pendudukan Inggeris di Jawa (1811-1816), teh dijual dalam kotak yang beratnya satu kati.

 

Kata “ketchup” juga mempunyai sejarah yang menarik. Kata ini berasal dari Bahasa Tionghoa “ke-tsiap” yang artinya ikan acar. Kata “ke-tsiap” itu pindah ke Indonesia dan menjadi “kecap” tapi dengan arti yang baru, apa yang disebut “soy sauce” dalam Bahasa Inggeris. Kemudian kata “kecap” pindah lagi dan di Amerika menjadi “catsup” atau di Inggeris “ketchup” yang artinya saus tomat.

 

Kata “bantam” sekarang tak tampak asing lagi dalam Bahasa Inggeris, padahal dia lahir di daerahBanten, Jawa Barat. Di daerah Banten itu orang-orang Inggeris zaman dulu ketemu sejenis ayam kecil (ayam katai) yang dipelihara oleh masyarakat setempat. Jenis ayam tersebut dibawa pulang ke Inggeris, dipelihara, dan kelamaan “Banten hen” menjadi “bantam”. tapi kata ini masih mempunyai arti satu lagi. Oleh karena ayam bantam adalah ayam yang paling kecil, maka dalam olah raga tinju, petinju ringan digolongkan dalam kelas bantam kalau berat badannya diantara 51 dan 54 kg.

 

Satu kata yang sejarahnya jauh lebih panjang daripada “bantam” adalah “camphor” yang lahir ratusan tahun lalu di kota Barus, Sumatera Utara, dalam bentuk “kapur” Barus. Pada awal masa Islam di Indonesia kapur Barus dibawa ke negeri Arab oleh para pedagang Arab. Di Timur Tengah “kapur” Barus menjadi “kafur“. Dari Bahasa Arab dia masuk Bahasa Italia sebagai “camphora” dan akhirnya menjadi “camphor” dalam Bahasa Inggeris. Yang aneh adalah kata ini sekarang sudah kembali ke Indonesia lagi sebagai “kamper.”

 

Hampir semua kata diambil dari Bahasa Indonesia adalah kata-benda, yaitu istilah baru untuk benda, bebuahan, makanan, atau hewan baru, tapi ada juga satu kata-kerja yang datang dari Indonesia. Kalau orang Indonesia mengamuk, orang Inggeris run amuck. Kata-kata lain yang sudah tak tampak asing lagi adalah sagobamboocapokpaddy dan java yang artinya “kopi” dalam bahasa pergaulan di Amerika. Adapun “antimacassar” adalah sehelai kain yang diletakkan pada sandaran kursi tinggi untuk menjaga supaya kursi tak kotor karena minyak rambut “Macassar oil” yang dipakai oleh para lelaki Makasar.

 

Bahasa Welsh adalah bahasa orang Wales, satu suku yang selama 1300 tahun tinggal satu pulau dengan orang Inggeris. Tapi kalau kita bandingkan Bahasa Welsh dengan Bahasa Indonesia kita melihat pengaruh Bahasa Welsh terhadap Bahasa Inggeris sangat sedikit, hanya kira-kira tiga kata dari Bahasa Welsh dipakai dalam Bahasa Inggeris dan tiga kata ini adalah kata yang tak begitu penting. Aneh sekali, dalam jangka’ waktu kurang-lebih tiga ratus tahun Bahasa Inggeris telah mengambil lebih dari lima-puluh kata dari Indonesia yang terletak begitu jauh dari Eropa, tapi hanya tiga kata diambil dari bahasa tetangganya yang terdekat dalam waktu 1300 tahun.

 

Jadi jelaslah Bahasa Indonesia telah mempengaruhi Bahasa Inggeris. Dan pengaruh ini masih terasa sampai sekarang. Kata pinjaman yang paling baru adalah “battick” yang makin terkenal di negara negara Eropa. Saya pernah melihat “Battick made in Ceylon” dijual di banyak toko di London. Ramalan saya untuk tahun mendatang adalah kata “kretek” akan lebih terkenal karena rokok kretek makin digemari oleh orang Barat. Kata lainnya antara lain adalah Borneo, Andalas, Celebes, gamelan, wayang, sandal, dll.

 

Dalam perkembangannya, Bahasa Indonesia telah banyak berhubungan dengan berbagai bahasa lain, termasuk Sansekerta, Arab, Tionghoa, Spanyol, Belanda dan Inggeris, dan juga dengan bahasa bahasa daerah di Indonesia sendiri. Jadi perbendaharaan kata Indonesia berasal dari beberapa macam sumber. Kalau dibandingkan dengan Bahasa Welsh sekali lagi, kita melihat bahwa Bahasa Welsh hanya dapat meminjam kata dari satu sumber, yaitu bahasa tetangganya Bahasa Inggeris.

 

Jadi pengaruh Bahasa Inggeris terhadap Bahasa Welsh adalah jauh lebih besar daripada pengaruhnya terhadap Bahasa Indonesia. Misalnya, orang Wales bilang “bususnes”, “brecwast” dan “papur” yang masing masing berasal dari “business,” “breakfast” dan “paper,” tapi orang Indonesia punya istilah sendiri (dagang, sarapan, dan kertas) sehingga tak perlu memakai istilah Inggeris.

 

Kadang-kadang kita ketemu kata Inggeris yang mnirip sekali dengan kata Indonesia, tapi kita bingung. Apakah yang Inggeris berasal dariIndonesia atau sebaliknya? Coba kita lihat kata Inggeris “bangle” (gelang) dan kata Jawa “binggel” (gelang kaki). Apakah “bangle” berasal dari “binggel” atau “binggel” berasal dari “bangle”? Sebetulnya kedua kata ini berasal dari India, dari kata “bangri” yang artinya gelang terbikin dari kaca, dalam Bahasa Hindia.

 

Sebagai contoh lain, coba kita lihat kata Inggeris “cummerbund” yang artinya sabuk atau ikat-pinggang lebar yang dipakai oleh para lelaki pada resepsi resmi, dan kata Indonesia “kemban” (Jawa: “kemben“) yang artinya kain yang dipakai oleh para perempuan di Jawa dan Bali. Kedua kata ini berasal dari “kamarband” yang artinya sarung pendek dalam Bahasa Persia.

 

Coba kita lihat kata Indonesia “kepala” dan kata sifat Inggeris “cephalic” yang artinpa mengenai kepala. Kata “cephalie” berasal dari “kephale” yang berarti kepala dalam Bahasa Yunani Kuno, dan “kephale” itu dengan kata Indonesia “kepala” bersama-sama berasal dari Bahasa IndoEropa Kuno. Serupa halnya dengan kata “decade” (sepuluh tahun) dan nama bulan Desember yang dulu adalah nama bulan kesepuluh dalam almanak Romawi (deca, decem = sepuluh), dengan “sedasa” yang maksudnya sepuluh dalam Bahasa Jawa.

 

Bahasa Inggeris “cassava” (singkong) berasal dari Bahasa Spanyol “casabe” yang datang dari Bahasa Taino “cazabhi“. Bahasa Taino adalah bahasa satu suku Indian di Amerika Tengah yang sekarang sudah musnah. Ketika benda dan nama “casabe” itu dibawa ke Indonesia oleh orang Spanyol dahulu, dia menjadi “sampeu” dalam Bahasa Sunda dan “kaspe” dalam Bahasa Jawa di daerah Yogyakarta.

 

Akhirnya, perlu juga kita memperhatikan sedikit perbendaharaan kata Indonesia yang berasal langsung dari Bahasa Inggeris atau Bahasa Belanda. Memang banyak sekali kata Indonesia berasal dari Eropa dan kebanyakan masih kelihatan asing, misalnya dalam kalimat kalimat berikut ini:

 

“Revolusi di Amerika Selatan disebabkan oleh inflasi dalam ekonomi yang mengakibatkan depresi. Banyak demonstrasi di kota kota mentropolitan dilaporkan di siaran radio dan televisi.”

 

Dan seterusnya dan seterusnya.

 

Tapi ada juga beberapa kata yang sudah betul-betul di-Indonesia-kan, sampai tak kelihatan asing lagi, seperfi “dokar” yang berasal dari Bahasa Inggeris “dogcart” (kereta kecil, beroda dua, yang ditarik kuda, dulu anjing), atau “potret” dari Bahasa Inggeris “portrait” (gambar orang) dan kata gaul “nyentrik” dari Bahasa Inggeris “eccentric” (luar biasa, aneh). Di daerah Bengkulu pernah dijajah oleh Inggeris selama 140 tahun. Sampai sekarang lebih daripada dua-puluh kata dalam Bahasa Bengkulu berasal dari Bahasa Inggeris, seperti “kucing rabit” (kelinci, dari Bahasa Inggeris “rabbit”), “sasar” (piring kecil, dari “saucer”), “kabad” (lemari, dari “cupboard”) dan “mete” (teman akrab, dari “mate”). Kata terakhir ini, dengan akhiran -an, menjadi “metean”. Kalau di Jakarta pemuda-pemudi biasa pacaran pada, malam Minggu, di Bengkulu mereka metean.

 

Kita dapat berkesimpulan bahwa di dunia ini tak ada bahasa yang murni. Semua bahasa harus tukar-menukar kata; semua bahasa harus berubah-ubah dalam perkembangannya. Makin banyak hubungan antar-bangsa menyebabkan makin banyak kata yang dipertukarkan dan makin cepat terjadinya perubahan. tak perlu kita mengeluh, “Bahasa Indonesia tak lengkap.” Di dunia ini tak ada bahasa yang lengkap. Bahasa Indonesia memang dipengaruhi oleh Bahasa Inggeris, tapi juga Bahasa Inggeris dipengaruhi oleh Bahasa Indonesia. Mudah-mudahan hubungan yang membawa keuntungan ini antara Bahasa Inggeris dan Bahasa Indonesia bisa berlangsung terus.

http://www.facebook.com/notes/logat-dan-bahasa/pengaruh-bahasa-indonesia-pada-bahasa-inggeris/163711950343177

Pentingnya Belajar Bahasa Inggris

Pentingnya Belajar Bahasa Inggris

Terus terang, sangat penting untuk mengetahui bahasa untuk komunikasi. Secara umum, bahasa yang paling populer adalah bahasa Inggris. Dalam era komputer ini, bahasa Inggris adalah satu-satunya bahasa yang dapat dimengerti di setiap negera di dunia. Jadi bahasa Inggris saat ini sudah menjadi bahasa yang ideal untuk digunakan oleh setiap orang. Pertama, kita harus belajar bahasa dan kemudian kita harus memperoleh kelancaran dalam bahasa. Kecuali kita memiliki kefasihan dalam bahasa Inggris, tidak akan mungkin bekerja dengan komputer. Jika Anda tidak tahu bahasa Inggris, maka Anda akan memerlukan sebuah penerjemah untuk melakukan pekerjaan.

Tahap pertama belajar bahasa ini akan sangat menarik. Setelah Anda lancar dengan abjad, perlahan-lahan Anda dapat belajar banyak kata. Ini akan selalu menjadi lebih baik untuk mengikuti metode membaca pertama, kemudian menulis. Anda dapat menggunakan buku-buku bergambar untuk tujuan ini. Ketika Anda merasa bahwa Anda sudah familiar dengan kata-kata, Anda dapat membentuk kalimat. Ini adalah tahap yang paling menarik untuk belajar. Anda hanya memikirkan suatu kalimat dalam bahasa ibu Anda, dan mencoba untuk menulis kalimat yang sama dalam bahasa Inggris. Mungkin ada beberapa kesalahan. Tetapi Anda tidak perlu repot-repot tentang hal itu. Tapi, Anda harus menulis kalimat yang sama dengan menggunakan banyak kata-kata yang berbeda sampai Anda puas dengan kalimat Anda. Jika Anda mengikuti cara ini, sangat segera Anda dapat membuat kalimat-kalimat Anda sendiri.

Langkah selanjutnya adalah belajar tata bahasa. Hal ini cukup sederhana dan sangat sistematis dibandingkan dengan bahasa lain. Ada aturan-aturan dan peraturan tertentu untuk masing-masing dan setiap topik dalam tata bahasa ini. Selama Anda mengikuti peraturan dan regulasi, itu akan menjadi tugas yang sulit untuk membuat kesalahan. Anda akan mendapatkan banyak panduan dari tata bahasa.
Presentasi merupakan faktor yang paling penting dalam mengkomunikasikan perasaan Anda. Jadi, tentu saja Anda harus yakin ketika Anda sedang melakukan presentasi. apa yang Anda benar-benar ingin mengatakan. Pada setiap titik, jangan mencoba untuk menulis atau berbicara, di luar kemampuan Anda. Bahkan jika itu adalah sebuah kalimat yang sederhana dan kecil, akan mencapai penerima sempurna. Ini adalah ide dasar kita. Perlahan-lahan, Anda dapat meningkatkan standar bahasa dengan praktek Anda. Jika Anda tahu untuk membentuk kalimat, itu lebih dari cukup untuk pergi jauh ke dalam subjek. Walaupun ini hanya sebuah artikel tentang pentingnya Bahasa Inggris, kita harus belajar beberapa hal mendasar dalam menyajikan kalimat.
Ada tiga jenis kalimat: Mereka adalah,
1. Pernyataan. 2. Kalimat interogatif. 3. Kalimat imperatif. 4. Seruan kalimat. Untuk memulainya, Anda harus tahu perbedaan antara frase dan kalimat.

Frase adalah kelompok kata, yang memberikan makna, tetapi makna tidak lengkap.
Kalimat adalah sekelompok kata-kata, yang membuat perasaan lengkap. 1. Pernyataan: The kalimat yang diawali dengan kata benda atau kata ganti dikenal sebagai pernyataan. Contoh: Roma adalah sebuah gereja kota. 2. Interogatif kalimat: Ada dua jenis kalimat interogatif. a. “Wh” type pertanyaan. Kalimat dimulai dengan arungan berikut adalah “wh” jenis pertanyaan. Apa, Kapan, Di mana, Siapa, Berapa banyak, berapa lama dan sebagainya.
Contoh: Mengapa kau datang terlambat? 2. Apa yang Anda lakukan di sana? b. “Ya atau tidak” pertanyaan jenis. Yang kalimat Anda mendapatkan balasan baik dengan ya atau tidak mereka disebut ya atau tidak pertanyaan tipe.
Contoh: Apakah ayahmu seorang dokter? Jawabannya: Tidak, Sir. 3. Imperatif kalimat: Kalimat yang memberikan perintah, permintaan, dan nasihat dikenal sebagai kalimat yang diminta. Contoh: Berjalan di trotoar. 2. Makan teratur. 4. Seruan kalimat: Kalimat yang tiba-tiba mengungkapkan perasaan atau emosi yang kuat dikenal sebagai seruan kalimat. Contoh: Aduh! Dia sudah mati. 2. Oh Apa pemandangan yang indah.

Bila Anda sudah familiar dengan poin di atas, akan sangat menarik untuk Anda untuk menciptakan banyak kalimat-kalimat indah.
Secara umum, kalimat-kalimat itu dibagi menjadi tiga jenis. Mereka,
1. Kalimat sederhana. 2. Kalimat majemuk. 3. Kalimat kompleks.

Meskipun sangat penting untuk memiliki pengetahuan dalam menangani kalimat-kalimat di atas, kita harus mempelajarinya secara terpisah. Dalam esei ini, kita berbicara tentang pentingnya bahasa.
Banyak orang membuat kesalahan bahkan dengan penggunaan artikel. Sayang bahwa bahkan sarjana mungkin melakukan kesalahan. Jadi, Anda tidak boleh kecewa dengan gaya Anda menulis.

Ada banyak perbedaan antara kedua. 1. beberapa 2. sedikit
Bila Anda ingin mengatakan bahwa Anda memiliki teman, Anda harus mengatakan bahwa, “Aku punya beberapa teman.”
Bila Anda ingin mengatakan bahwa anda tidak punya teman, Anda harus mengatakan bahwa, “Aku punya beberapa teman.”

Ini adalah kebalikan makna kata, banyak.
Selain ini, ada banyak poin yang akan dibicarakan nanti.
Ketika Anda merasa bahwa Anda sudah kuat di mata pelajaran di atas, Anda dapat mengembangkan pengetahuan Anda untuk kemajuan pengetahuan Anda. Selama anda mendidik diri sendiri, Anda akan menemukan banyak hal baru. Tidak ada akhir untuk belajar. Semua poin di atas digunakan dalam penggunaan normal bahasa Inggris. Nilai literatur Bahasa Inggris sama sekali berbeda dan harus ditangani secara terpisah.

http://www.belajarbahasainggrisgratis.com/pentingnya-belajar-bahasa-inggris/

Metode Pengajaran Bahasa Inggris

METODE PENGAJARAN BAHASA INGGRIS

 METODE PENGAJARAN BAHASA INGGRIS

1. Metode Langsung (Direct Method)

Direct artinya langsung. Direct method atau model langsung yaitu suatu cara mengajikan materi pelajaran bahasa asing di mana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikit pun dalam mengajar. Jika ada suatu kata-kata yang sulit dimengerti oleh anak didik, maka guru dapat mengartikan dengan menggunakan alat peraga, mendemontstrasikan, menggambarkan dan lain-lain.

Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing tidak sama halnya dengan mengajar ilmu pasti alam. Jika mengajar ilmu pasti, siswa dituntut agar dapat menghafal rumus-rumus tertentu, berpikir, dan mengingat, maka dalam pengajaran bahasa, siswa/anak didik dilatih praktek langsunng mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu. Sekalipun kata-kata atau kalimat tersebut mula-mula masih asing dan tidak dipahami anak didik, namun sedikit demi sedikit kata-kata dan kalimat itu akan dapat diucapkan dan dapat pula mengartikannya.

Demikian halnya kalau kita perhatikan seorang ibu mengajarkan basah kepada anak-anaknya langsung dengan mengajarinya, menuntunnya mengucapkan kata per kata, kalimat per kalimat dan anaknya menurutinya meskipun masih terihat lucu. Misalnya ibunya mengajar “Ayah” maka anak tersebut menyebut “Aah” dan seterusnya. Namun lama kelamaan si anak mengenali kata-kata itu dan akhirnya ia mengerti pula maksudnya

Pada prinsipnya metode langsung (direct method) ini sangat utama dalam mengajar bahasa asing, karena melalui metode ini siswa dapat langsung melatih kemahiran lidah tanpa menggunakan bahasa ibu (bahasa lingkungannya). Meskipun pada mulanya terlihat sulit anak didik untuk menuirukannya, tapi adalah menarik bagi anak didik.

Ciri-ciri metode ini adalah :
Materi pelajaran pertama-tama diberikan kata demi kata, kemudian struktur kalimat
Gramatika diajarkan hanya bersifat sambil lalu, dan siswa tidak dituntut menghafal rumus-rumus gramatika, tapi yang utam adalah siswa mampu mengucapkan bahasa secara baik
Dalam proses pengajaran senantiasa menggunakan alat bantu (alat peraga) baik berupa alat peraga langsung, tidak langsung (bnda tiruan) maupun peragaan melalui simbol-simbol atau gerakan-gerakan tertentu
Setelah masuk kelas, siswa atau anak didik benar-benar dikondisikan untuk menerima dan bercakap-cakap dalam bahasa asing, dan dilarang menggunakan bahasa lain.

Kebaikan metode langsung (Direct)

Metode langsung (direct) dilihat dari segi efektivitasnya memiliki keunggulan antara lain :
Siswa termotivasi untuk dapat menyebutkan dan mengerti kata-kata kalimat dalam bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya, apalagi guru menggunakan alat peraga dan macam-macam media yang menyenangkan
Karena metode ini biasanya guru mula-mula mengajarkan kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana yang dapat dimengerti dan diketahui oleh siswa dalam bahasa sehari-hari misalnya (pena, pensil, bangku, meja, dan lain-lain), maka siswa dapat dengan mudah menangkap simbol-simbol bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya.
Metode ini relatif banyak menggunakan berbagai macam alat peraga : apakah video, film, radio kaset, tape recorder, dan berbagaimedia/alat peraga yang dibuat sendiri, maka metode ini menarik minat siswa, karena sudah merasa senang/tertarik, maka pelajaran terasa tidak sulit
Siswa memperoleh pengalaman langsung danpraktis, sekalipun mula-mula kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami sepenuhnya
Alat ucap / lidah siswa/anak didik menjadi terlatih dan jika menerima ucapan-ucapan yang semula sering terdengar dan terucapkan

Kekurangan-kekurangan metode langsung (Direct)
Pengajaran dapat menjadi pasif, jika guru tidakdapat memotivasi siswa, bahkan mungkin sekali siswa merasa jenuh dan merasa dfongkol karena kata-kata dan kalimat yang dituturkan gurunya itu tidak pernah dapat dimengerti, karena memang guru hanya menggunakan bahasa asing tanpa diterjemahkan ke dalam bahasa anak.
Pada tingkat-tingkat permulaan kelihatannya metode ini terasa sulit diterapkan, karena siswa belum memiliki bahan (perbendaharaan kata) yang sudah dimengerti
Meskipun pada dasarnya metode ini guru tidak boleh menggunakan bahasa sehari-hari dalam menyampaikan bahan pelajaran bahasa asing tapi pada kenyataannya tidak selalu konsisten demikian, guru terpaksa misalnya menterjemahkan kata-kata sulit bahasa asing itu ke dalam bahasa anak didik.

Metode ini sebenarnya tepat sekali digunakan pada tingkat permulaan maupun atas karena si siswa merasa telah memiliki bahan untuk bercakap/cercicara dan tentu saja agar siswa betul-betul merasa tertantang untuk bercakap/berkomunikasi; maka sanksi-sanksi dapat ditetapkan bagi mereka yang menggunakan bahasa sehari-hari.

2. Metode Berlitz (Berlitz Method)

Metode Berlitz (Berlitz Metode) adakah metode langsung (Direct Method) yang selalu digunakan di sekolah-sekolah Berlitz sebagai metode utama.

Semua sekolah-sekolah Berlitz menggunakan metode langsung (direct Method) ini dalam pengajaran bahasa-bahasa asing di sekolahnya dan bnyak lagi sekolah-sekolah lain di Amerika dan Eropa yang secara rutin menerapkan metode ini.

Mereka telah yakin bahwa metode inilah yang paling cocok dan paling berhasil untuk pengajaran bahasa asing agar lebih serasi dan mencapai kemampuan aktif berbahasa asing.

Karena itu metode langsung disebut juga dengan metode Berlitz, sebab sekolah-sekolah berlitz lebih banyak mempopulerkan pemakaian metode ini secara kontinu dan mereka ternyata memang berhasil sangat baik.

3. Metode Alami (Natural Method)

Metode alami (Natural Method) disebut demikian karena dalam proses belajar, siswa dibawa ke alam seperti halnya pelajaran bahasa ibu sendiri

Dalam pelaksanaannya metode ini tidak jauh berbeda dengan metode langsung (direct) dimana guru menyajikan materi pelajaran langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan sedikitpun, kecuali dalam hal-hal tertentu di mana kamus dan bahasa anak didik dapat digunakan.

Ciri Metode Natural ini antara lain :
Urutan pelajaran mula-mula diberikan melalui menyimak/mendengarkan (listening) baru kemudian percakapan (speaking), membaca (reading) menulis atau (writing) terahir baru gramatika
Pelajaran disajikan mula-mula memperkenalkan kata-kata yang sederhana yang telah diketahui oleh anak didik, kemudian memperkenalkan benda-benda mulai dari benda-benda yang ada di dalam kelas, dirumah dan luar kelas, bahkan mengenal luar negeri atau negara-negara asing terutama Timur Tengah.
Alat peraga dan kamus yang dapat digunakan sewaktu-waktu sangat diperlukan, misalnya untuk menjelaskan dan mengartikan kata-kata sulit dalam bahasa asing, dan memperbanyak perbendaharaan kata-kata atau memperkaya Vocabulary sebagai syarat utama menguasai bahasa asing
Oleh karena kemampuan dan kelancaran membaca dan bercakap-cakap sangat diutamakan dalam metode ini maka pelajaran gramatikal (tata bahasa) kurang diperhatikan
Kebaikan Metode Natural

Kebaikan metode ini antara lain :
Pada tingkat lanjutan metode ini sangat efektif, karena setiap individu siswa dibawa ke dalam suasana lingkungan sesungguhnya untuk aktif mendnegarkan dan menggunakan percakapan dalam bahasa asing
Pengajaran membaca dan bercakap-cakap dalam bahasa asing sangat diutamakan, sedangkan pelajaran gramatika diajarkan sewaktu-waktu saja
Pengajaran menjadi bermakna dan mudah diserap oleh siswa, karena setiap kata dan kalimat yang diajarkan memiliki konteks (hubungan) dengan dunia (kehidupan sehari-hari) siswa/anak didik

Segi kekurangan metode ini antara lain :
Siswa merasa kesulitan belajar apabila belum memiliki bekal dasar bahasa asing terutama pada pada tingkat-tingkat pemula, sehingga penggunaan/ pemakaian bahasa asli siswa tidak dapat dihindari. Dengan demikian tujuan semua dari metode ini untuk membaca dan bercakap-cakap selalu dalam bahasa asing sulit diterapkan secara murni, tapi harus diterapkan secara konsekuen
Pada umumnya anak didik dan guru bersikap tradisional mengutamakan gramatika lebih dahulu daripada membaca dan percakapan sesuatu hal yang salah secara alamiah yang amat perlu diubah
Pada umumnya pengajaran bahasa asing di sekolah-sekolah kita sangat terasa kekurangan macam-macam media/alat peraga yang diperlukan; yang seyogyanya para guru harus aktif membuatnya
Guru yang kurang memiliki kemampuan dan pengalaman praktis dalam berbahasa asing merupakan faktor sulitnya diterapkan dan berhasil secara baik metode tersebut. Guru haruslah seorang yang aktif berbicara di dalam bahasa asing tersebut, barulah murid-muridnya akan mampu pula aktif di dalam belajar (praktek) bahasa.

4. Metode Percakapan (Conversation Method)

Yaitu mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Arab atau bahasa-bahasa lainnya yang cara langsung mengajak murid-murid bercakap-cakap/berbicara di dalam bahasa asing yang sedang diajarkan ini. Tentunya dimulai dengan kata-kata atau kalimat-kalimat atau ungkapan-ungkapan yang biasa berlaku pada kegiatan-kegiatan sehari-hari, seperti : Good Morning, How are you? What are you doing? Can you speak English? Dan sebagainya; atau kalimat-kalimat, percakapan di dalam kelas di sekitar sekolah, dirumah di kantor dan sebagainya; semakin lama semakin meluas dan beragam.

Yang namanya berbahasa itu ialah berbicara (sebagai fungsi pokok bahasa); peran kedua barulah membaca/memahami tulisan atau buku.

Jadi fungsi utama belajar bahasa asing itu ialah kemampuan berbahasa aktif, berkomunikasi lisan atau bercakap-cakap. Itulah tujuan utama atau target pokok mempelajari bahasa asing, disusul dengan kemampuan membaca dan memahami atau penguasaan pasif.

Oleh karena itu, metode utama dan pertama di dalam kegiatan belajar mengajar bahasa asing itu semestinya adalah Metode Percakapan (Conversation Method). Metode ini disejalankan dengan Direct Method dan Natural Method, yang pelaksanaanya dengan menerapkan fungsi dan prinsip-prinsip ketentuan dari tiap-tiap metode ini.

Di negara-negara maju seperti AS dan Eropa, orang menerapkan ketiga methode ini sebagai praktek utama ditambah lagi dengan alat peraga/audio visual aids yang mencukupi dan serasi sehingga dalam waktu satu semester telah mampu mengunjungi negara dari bahasa bangsa yang dipelajari, belajar dan praktek selama 1 tahun telah langsung mampu menulis disertai di dalam bahasa asing tersebut.

Jadi disamping metodenya yang serasi, medianya dan buku-buku yang lengkap, gurunya punya kepabelitas tinggi, muridnya pun perlu bersungguh-sungguh belajar serta cerdas. Tanpa keempat syarat tersebut terpenuhi maka orang bertahun-tahun bahkan belasan tahun belajar bahasa asing.

5. Metode Phonetic (Mendengar dan Mengucapkan)

Metode ini mengutamakan ear training dan speak training yaitu cara menyajikan pelajaran bahasa asing melalui latihan-latihan mendengarkan kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa asing yang sedang dipelajari.

Metode Phonetic ini dapat dikatakan gabungan dari dua metode Natural dan Reading diatas. Dimana mula-mula menurut metode ini pelajaran dimulai dengan latihan-latihan mendengar kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bahasa asing. Kemudian disusul latihan-latihan membaca (reading and conversation).

Langkah-langkah pelaksanaan metode ini yang dapat dilakukan :
Guru membacakan bacaan-bacaan bahasa asing di depan kelas, atau membuka/menghidupkan acara bacaan berupa radio kaset/video, siswa mendengarkan dan memperhatikan baik-baik acara bacaan ini dengan cermat, serius (tidak ada yang main-main saat pembacaan itu), siswa harus memperhatikan betul langgam dan intonasi, serta gerak-gerik bentuk mimik tertentu dalam bacaan
Seri-seri dalam bacaan itu hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menjadi bahan bacaan yang sempurna/berkelanjutan
Guru dapat menghentikan seri-seri tertentu jika seri pelajaran tersebut sudah dianggap selesai dan dikuasai oleh anak didik, kemudian dapat dilanjutkan pada session/seri berikutnya
Setelah pelajaran membaca selesai, maka latihan percakapan dapat dilakukan. Misalnya percakapan-percakapan yang sifatnya mula-mula sederhana, setelah itu menuju pada percakapan yang kompleks/lebih sulit
Untuk memperjelas ucapan dan percakapan, maka metode ini dianjurkan untuk menggunakan alat peraga/media pengajaran
Pada setiap akhir materi pelajaran, guru hendaknya memberikan latihan-latihan praktis membaca dan larihan bercakap-cakap pada masing-masing anak didik, dan jangan lupa guru dapat memberikn berbagai catatan-catatan khusus, kesimpulan-kesimpulan dan juga nasihat-nasihat berupa dorongan (memberi motivasi bagi anak didik) supaya belajar sungguh-sungguh, rajin dan rutin tiap hari latihan (PR)
Kebaikan-kebaikan Metode Phonetic
Metode ini mengajarkan kemampuan membaca anak didik dengan lancar dan fasih sekaligus kemampuan percakapan, banyak latihan-latihan dialog dan menulis (dikte)
Siswa menyimak kesalahan bacaan dan percakapan dari guru atau teman sekelasnya, untuk kemudian diubah dan diperbaiki letak-letak kesalahannya itu
Kekurangan-kekurangan Metode Phonetic
Metode ini memerlukan kesungguhan dan keahlian (profesional) dari pihak guru. Disamping perencanaan dan waktu harus matang
Pada tingkat-tingkat pemula (pertama) metode ini masih sulit diterapkan, terutama bagi anak-anak yang belum memiliki bekal (basic) bahasa asing yang cukup memadai, sebab itu perlu memotivasi murid dan mengajar secara komunikatif
Kalau seri-seri pelajaran tidak disusun dan direncanakan sedemikian rupa, maka pelajaran dan penguasaan materi bagi siswa menjadi mengambang; misalnya materi pelajaran membaca diberikan sedikit, juga percakapan pun serba tanggung. Oleh sebab itu pengaturan waktu dan materi hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga keduanya dikuasai

6. Metode Practice – Theory

Metode ini sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktis dari teori. Perbandingan dapat berupa 7 unit materi praktis dan 3 unit materi yang bersifat teoritis. Belajar bahasa asing lebih dulu dan mengutamakan praktek, lalu diiringi dengan teori (tata bahasa).

Jadi disini yang dipentingkan adalah bagaimana siswa/anak didik dapat mampu berbahasa asing itu secara praktis bukan teoritis. Oleh sebab itu pengajaran harus diarahkan pada kemampuan komunikatif atau percakapan, sedangkan gramatika dapat diajarkan sambil lalu saja.

Pada tingkat-tingkat awal materi pelajaran praktis dapat dipilih dan diterapkan pada hal-hal yang sederhana, apakah itu lewat percakapan sehari-hari yang ada hubungannya dengan dunia sekolah anak didik atau lingkungan rumah tangga dan masyarakat lebih luas atau dapat pula menyebutkan rincian nama-nama benda dan kata kera sebagai dasar pembentukan bahasa percakapan.

Sedangkan pada tingkat lanjutan atas materi pelajaran dikembangkan lebih luas dan kompleks melalui percakapan teoritis dan penalaran ilmiah.

Kelebihan-kelebihan Metode Practice-Theory :
Siswa memperoleh ketrampilan langsung atau praktis dalam berbahasa asing
Siswa merasa tidak dipusingkan oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah gramatikal karena pelajaran gramatikal hanya diajarkan sambil lalu, sebagai penajam pemahaman
Pengajaran dapat dinamis (hidup) dan menyenangkan, apalagi sesekali guru dapat menyelingi dengan percakapan lucu dan media peragaan yang menarik
Paling sesuai dengan alamiah tujuan pengajaran bahasa : yang disebut berbahasa itu ialah berbicara, berkomunikasi lisan

Kekurangan-kekurangan Metode Ptactice Theory
Memerlukan guru yang betul-betul mahir dan aktif berbahasa asing
Pada tingkat-tingkat dasar (awal) metode ini masih sulit diterapkan karena perbendaharaan kata dan bahasa anak didik masih terbatas, bahkan terasa kaku. Guru harus memperbanyak menghafalkan pola-pola kalimat yang baik kepada murid-murid
Pada umumnya kemampuan aplikatif bahasa asing anak didik sangat ditentukan oleh faktor motivasi dari pihak guru disamping gaya dan simpatik kepribadian guru. Dan ini jarang dimiliki dalam satu pribadi guru. Guru perlu sering memotivasi anak didik disela-sela mengajar bahasa asing (Inggris/Arab)
Kekurangan media peraga sebagai penguat persepsi dan ingatan dapat merupakan sisi lain kekurangan metode ini

7. Metode Membaca (Reading Method)

Metode membaca (Reading Method) yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh siswa anak didik. Tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, dan tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya.

Teknik metode membaca (Reading Method) ini dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan materi pelajaran dan siswa disuruh memperhatikan/ mendengarkan bacaan-bacaan gurunya dengan baik, setelah itu guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan berganti-ganti (bergiliran).

Setelah masing-masing siswa mendapat giliran membaca, maka guru mengulangi bacaan itu sekali lagi dengan diikuti oleh semua siswa hal ini terutama pada tingkat-tingkat pertama; lalu kemudian guru mencatatkan kata-kata sulit atau baru yang belum diketahui siswa di papan tulis untuk dicatat di buku catatan untuk memperkaya perbendaharaan kata-kata dan begitulah selanjutnya, hingga selesai topik-topik yang telah ditetapkan/ditentukan.
Kebaikan Metode Reading/Membaca

Jika dibandingkan dengan metode-metode lain, maka metode ini memiliki segi kelebihan/kebaikan-kebaikan antara lain :
Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar
Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca yang benar
Tentu saja dengan pelajaranmembaca tersebut siswa diharapkan mampu pula menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian pengetahuan dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh
Kekurangan Metode Reasing/Membaca
Pada metode membaca ini, untuk tingkat-tingkat pemula terasa agak sukar diterapkan, karena siswa masing sangat asing untuk membiasakan lidahnya, sehingga kadang-kadang harus terpaksa untuk berkali-kali menuntun dan mengulang-ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru oleh lidah siswa yang bukan dari bahasa asing yang sedang diajarkan. Dan dengan demikian metode ini relatif banyak menyita waktu.
Dilihat dari segi penguasaan bahasa, metode reading lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk mengucapkan/melafalkan kata-kata dalam kalimat-kalimat bahasa asing yang benar dan lancar. Adapun arti dan makna kata dan kalimat kadang-kadang kurang diutamakan. Hal ini dapat berarti pengajaran terlalu bersifat Verbalisme
Pengajaran sering terasa memboankan, terutama apabila guru yang mengajarkan tidak simpatik/metode diterapkan secara tidak menarik bagi siswa. Dari segi tensi suarapun kadang-kadang cukup menjenuhkan karena masing-masing guru dan siswa terus-menerus membaca topik-topik pelajaran. Oleh karena metode ini memiliki segi kekurangan yang berarti, maka perlu diperhatikan hal-hal yang berikut :
Hendaknya pokok-pokok materi yang akan disajikan senantiasa disesuaikan dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa pada tingkat tertentu. Pilih topik dan materi pelajaran yang menarik hati bagi para siswa/yang sesuai dengan keinginan jiwa mereka
Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran maka guru hendaknya dapat mengartikan/menerjemahkan kata-kata atau kalimat-kalimat yang belum dimengerti/pahami siswa dalam bacaan-bacaan tersebut
Pada umumnya alat peraga/media pengajaran berupa pengeras suara, radio tape/kaset, video dan alat-alat sejenisnya sangat membantu mempercepat/ memperlambat lidah/bacaan siswa. Disamping itu dengan alat peraga, pengajaran menjadi menarik dan tidak membosankan.
Buku-buku bacaan dapat dipilih dan disusun sedemikian rupa hingga menarik/menyenangkan siswa. Pada umumnya bacaan berupa novel, cerpen (cerita-cerita), pepatah, hikmah-hikmah dalam bahasa asing, ilmu pengetahuan dan lain-lain sangat menarik untuk bahan bacaan, terutama pada tingkat-tingkat pemula; pada tingkat-tingkat lanjutan bacaan-bacaan dapat diarahkan pada yang bersifat ilmiah/pemikiran.

8. Metode Bicara Lisan (Oral Method)

Metode ini adalah hampir sama dengan metode phonetic dan reform method, tetapi pada orak method adalah menitikberatkan pada latihan-latihan lisan atau penuturan-penutuan dengan mulut. Melatih untuk bisa lancar berbicara (fluently), keserasian dan spontanitas

Melatih lisan/mulut agar pengucapan bahasa asing itu bisa tepat bunyi, tidak kedengaran janggal. Latihan-latihan Sistem bunyi melalui bibir, melatih tepatnya keluarnya huruf-huruf kerongkongan, huruf-huruf di ujung atau di pangkal lidah dan sebagainya

Latihan-latihan menyusun kata-kata membuat kalimat sendiri dan sebagainya, semua dilakukan dengan mengaktifkan bicara lisan, oral, speaking

Target yang hendak dicapai melalui metode ini ialah keammpuan dan kelancaran berbahasa lisan atau berbicara lisan atau berkomunikasi langsung sebagai fungsi utama bahasa

Prinsip metode ini ialah : Teach the language, don’t teach only about the language.
9. Metode Praktek Pola-pola Kalimat (Pattern-Practice Method)

Penerapan terpenting metode ini ialah dengan melatih murid-murid secara praktek langsung mengucapkan pola-pola kalimat yang sudah tersusun baik betul, atau mengerjakan sebagaimana yang dimaksud oleh pola kalimat tersebut.

Jadi pola-pola kalimat yang mengandung arti, telah lebih dulu disediakan atau disusun secara serasi dari yang mudah, secara berangsung-angsur sampai sulit; dan bahan perbendaharaan kata-kata yang sederhana sampai yang rumit. Murid-murid memang harus aktif mengucapkan, melakukan sampai menjadi kebiasaan, sehingga menghayati pola-pola kalimat tersebut sampai membudaya.

Semestinya guru itu adalah seorang Bilingual (yang mengusai dua bahasa atau lebih sampai dihayati), yakni bahasa asing yang diajarkan dan bahasa Indonesia, dengan kemampuan yang sebenar-benarnya. Pertama-tama guru membanding-bandingkan kedua bahasa, misalnya bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, tentang kata-kata yang sama, cara-cara pengucapan sistem tata bahasa, arti, bunyi dan seterusnya dan memberi penjelasan-penjelasan. Dari bahasa dwi-bahasa (bilingual) diuraikan dan dipilih pola-pola kalimat dengan bunyi-bunyi tertentu untuk mater drill atau bahan-bahan latihan yang intensif. Susunlah pola-pola kalimat yang baik, dan ditambah terus perbendaharaan kata-kata, sehingga menggarkan sesuatu situasi atau cerita. Latihlah secara berulang-ulang dan sampai setiap siswa mendapat giliran. Para siswa dilatih mengucapkan pola-pola kalimat sampai benar-benar memahami dan menghayati arti/maksudnya serta hafal-lancar tanpa berpikir-pikir menyusun kalimat sendiri.

Setelah itu murid-murid perlu dilatih pula Listening untuk mencapai kepekaan pendengaran (Listening, dll).

Seterusnya latihan-latihan speaking (speaking drill) untuk kelancaran berbicara, reading drill untuk mencapai bacaan-bacaan yang betul, dan Writing Drill yakni latihan-latihan menulis secara benar, menghindarkan salah-salah di dalam menulis ejaan atau huruf. Latihan-latihan listening, speaking, reading and writing ini amat diperlukan mengiringi pada hampir semua macam metode mengajar bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dan Arab.

Metode ini seperti yang dipraktekkan pada buku-buku pelajaran bahasa Inggris antara lain English 900, English 901 dan sebagainya dan dianggap sebagai yang paling sesuai dengan alamiah pengajaran bahasa asing.

http://abudira.wordpress.com/2010/06/09/metode-pengajaran-bahasa-inggris/

Why Do You Need To Learn English ?

Of English

More than 350 million people use English as the parent, including 55 million people in the British Government Raya and more than 200 million people in the United States. This language is the official language in more than 50 countries around the world.

Number of people who know English that all, including people who use English as their second language that is more than one billion people.

English is relatively easy to learn. With a little practice, you can use English in everyday situations.

 

So why do you need to learn English?

International language
Learn English gives you the chance to communicate with many people around the world.

Improve your job
making the world a long time making more connected, knowing English well is a big advantage for many occupations. English is the language most widely used in the world for international trade.

Travel
Travel or penghinapan in the English-speaking countries will be more interesting if you know how to use language a little. `And in a country where English is not my main language, knowing English is especially useful for your trip.

http://www.speakenglish.co.uk/

 

How To Learn English

How To Learn English

My cat speaks English.

Sometimes my cat comes to me and tells me that she is hungry. Or that her leg hurts. How does my cat tell me these things? I don’t speak pussy-cat language.

Tips and ideas on the best ways to learn English faster.

Tips for Beginners

  1. You are like a new baby
    Babies learn their language slowly.
    First they learn to listen.
    Then they learn to talk.
    Finally, they can read and write.
  2. Listen to English every day
    Listen to English radio.
    Watch English TV.
    Go to English movies.
    Use online lessons.
  3. Make an English/ESL friend
    Make up conversations.
    Practise dialogues.
    Use beginner textbooks.
  4. Read English stories
    Start with children’s storybooks.
    Try ESL readers.
    Read advertisements, signs and labels.
    Try EnglishClub.com for Young Learners.
  5. Write down new words
    Start a vocabulary (new word) notebook.
    Write words in alphabetical order (A…B…C…).
    Make example sentences.
    Always use an English-English dictionary first.
  6. Keep an English diary
    Start with one sentence.
    How do you feel?
    How is the weather?
    What did you do today?
    Write another sentence tomorrow.
  7. Visit an English speaking country
    Learn English more quickly.
    Stay with an English family.
    Hear native speakers talk.
    Have a fun experience.


Why do you want to learn English?
Where do I start?

Before you begin (or go back to) studying English, ask youself one question. Why do I want to study English? Is it because you want to, or because someone else wants you to? Like every decision in life, studying English must be something you want to do.

Set goals
If you know why you want to study, setting goals is easy. For example, maybe you want to travel to an English-speaking country. Great. Your goal might be to learn “Survival English”. Perhaps you already know many useful phrases, but you want to improve your listening skills and pronunciation. Whatever your goals are, write them down.

Make an agenda
How long do you need to study to achieve your goals? This answer is different for every student. The important thing is to be realistic. If you work 60 hours per week, don’t plan on spending another 40 hours a week studying English. Start off slow, but study regularly. Use material that is challenging, but not too difficult. Find out what works for you. After you have studied for a few weeks, adjust your study schedule accordingly. Do you study best at night, or on the bus on your way to work? Do you like to study alone in a quiet place, or with friends and background music?

Make a commitment
Learning English requires a lot of motivation. Nobody is going to take your attendance when you aren’t in class. If you are sure you are ready to begin studying, make a commitment.

Have fun learning English!
The things we do best in life are the things we enjoy doing. If you aren’t having fun learning English, you’re not studying the right way! You can be a serious student who has fun at the same time. Make up your own rewards program to give yourself incentives to stay on task.

Study a Balance of the 4 Key Skills

(Listening, Speaking, Reading, Writing)

Most students want to communicate better in English. If this is one of your goals, it is important to study a balance of the four major skills. Listening, Speaking, Reading and Writing are the main (macro) skills you need to communicate in any language. Being very good at only one of these skills will not help you to communicate. For example you need to be able to read well before you can write well. You also need to be able to listen before you can speak. It helps to think of these communicative skills in two groups.

  • INput <<<
    • Listening (in through your ears)
    • Reading (in through your eyes)
  • OUTput >>>
    • Speaking (out through your mouth)
    • Writing (out through your hand)

It’s simple. Think of it this way. First you have input. Next you have output. First you listen to someone ask you a question. Second you speak and give them your answer. First you read a letter from someone. After that you write back to them. These are examples of communicating.

Input and output don’t necessarily go in a specific order. Sometimes you speak first and then you listen. Sometimes you write about something you hear. During communication, the person you are communicating with uses one of the opposite skills. Therefore, in order to understand each other, everyone must be skillful in all four areas.

Some students want to know which skill is the most important. Since all of the skills rely on each other, they are all important. However, to communicate we do use some skills more often than others. For example, about 40% of the time that we spend communicating we are simply listening. We speak for about 35% of the time. Approximately 16% of communication comes from reading, and about 9% from writing. These statistics are for an average communicator in English. Depending on someone’s job or situation, these numbers may vary.

Each of these main skills have micro skills within them. For example, pronunciation is a type of speaking skill that must be practised in order to improve communication. Spelling is a skill that makes understanding the written word easier. Grammar and vocabulary are other micro skills. Micro doesn’t mean they are unimportant. Macro skills such as listening are very general, while micro skills are more specific.

For the best results, create an agenda that combines all four areas of study. Allow one type of studying to lead into another. For example, read a story and then talk about it with a friend. Watch a movie and then write about it. This is what teachers in an English class would have you do, right? EnglishClub.com has lessons in all 4 key skills (and all minor skills), as well as many outside links to help you study further.

1. How to learn LISTENING

  • Listen to the radio
    Don’t always have a pen in hand. Sometimes it helps to just listen.
  • Watch English TV
    Children’s programming is very useful for ESL learners.
    Choose programs that you would enjoy in your own language.
    Remember that much of what you hear on TV is slang.
  • Call Automated Answering Machine recordings
    You can find these numbers at the front of telephone books in many English-speaking countries. Before you dial, make sure that you are calling the free numbers.
  • Watch movies
    Choose ones with subtitles, (provides useful notes on popular movies).
  • Use Internet listening resources
    Every day there are more and more places to listen to English online.

2. How to learn SPEAKING and pronunciation

  • Talk to yourself
    Talk about anything and everything. Do it in the privacy of your own home. If you can’t do this at first, try reading out loud until you feel comfortable hearing your own voice in English.
  • Record your own voice
    This might feel very uncomfortable, but it will help you find your weak pronunciation points. Listen to yourself a few days later. Which sounds do you have difficulty hearing?
  • Use the telephone.
  • Participate in class
  • Learn common idioms
  • Understand the sounds that your language doesn’t have
    For example, many languages don’t have the “r” sound. These sounds require extra practice.
  • Recognize that teachers are trained to understand you
    When you get out into the real world, average people will have a more difficult time understanding you unless you practise speaking slowly and with proper pronunciation.
  • Practise minimal pairs
  • Study word and sentence stress
  • Practice tongue twisters

3. How to learn READING and vocabulary

  • Read something every day
    Children’s books, simplified readers (Penguin), newspapers, magazines, Internet sites, novels, and much much more…
  • Read what interests you.
    Remember that you learn better when you are having fun.
  • Read at the appropriate level
    You want to learn new vocabulary, but you also want to understand what you are reading. If you are looking up every word, the reading is too difficult.
  • Review Who, What, Where, When, Why for each story you read
    You can do this for almost any type of reading. Who is it about? What happened? Why did it happen? Where did it take place? When did it take place? This is very useful when you have no comprehension questions to answer. You can write or speak your answers.
  • Always have an English-English dictionary nearby
    It is a bad habit to always rely on a translation dictionary or electronic dictionary.
    Think of your English-English dictionary as your life line.
    Use online dictionaries when you are using the Internet (keyword online dictionary).
  • Record vocabulary in a personal dictionary
    • Keep this notebook separate from other work
    • Record vocabulary in alphabetical order (an English address book works well because it has letters of the alphabet)
    • Record the part of speech (sometimes there is more than one)
    • Write a sample sentence for yourself (don’t use the one from the dictionary)
    • Review your personal dictionary (especially new entries) every night before bed

4. How to learn WRITING and spelling

  • Keep a diary/journal
    Don’t always pay attention to grammar. Free-writing can be very useful. It can show you that writing is fun. Have fun with the language.
  • Write emails in English
    Stay in contact with teachers or other students.
  • Rewrite your local news in English
    This is another exercise that can be done on a daily basis. Remember that regular activities are the best ones.
  • Learn important spelling rules
    Remember, you won’t always have a dictionary or a spell-checker handy, especially when you are writing a test. Even native English speakers need to review the spelling rules from time to time.
  • Learn commonly misspelled words
  • Learn common English errors
  • Get an ESL penpal

More TIPS for learning English

Don’t be afraid of grammar

  • Grammar is for communication
    Sometimes students get obsessed with grammar. This is especially true for students who grew up with strict grammar schooling. Remember that you only study grammar in order to communicate. Practise with a few exercises, then write an essay or have a conversation and try to use your new tools.
  • Isolate your weak points
    Don’t waste time on grammar exercises that you already understand just because they are easier for you. Concentrate on grammar that is difficult for you. If you are unsure of where your problems are, write a few short essays or paragraphs and ask a teacher to circle repeated errors. Then you can look up your problem and practise it.
  • Teach grammar points to a friend
    Find a friend who studies at a lower level than you. Teaching will force you to remember the rules and to understand them properly. Try preparing a worksheet for your friend.

Improve your homework skills

  • Stay organized. Keep separate notebooks for exercises, writing, and vocabulary.
  • Use a pen that you love.
  • Study in short, regular periods.
  • Allow a short amount of time for review.
  • Study in a place where you feel happy and comfortable.
  • Don’t allow distractions. Consider email, TV, and the telephone (unless in English) off limits while you are studying.
  • Have a drink and snack handy so that you don’t have to get up.
  • If you study in pairs or groups, make an English-only rule.

Visit an English-Speaking Country

  • Take a language holiday.
  • Stay with a homestay family.
  • Learn from native English teachers.
  • Gain access to English culture.
  • Get a part-time job.
  • Volunteer.
  • Make native English friends.
  • Make friends with people from other countries.
  • Become more confident.
  • Hire a tutor.
  • Offer language lessons/swap in your own native tongue.

Prepare for a standardized test such as TOEIC or TOEFL

  • Qualify for a better job in your country (TOEIC).
  • Get accepted to an American college or university (TOEFL).
  • Use guided-study text books.
  • Study a broad range of whole language.
  • Track your improvement easily (test scores).
  • Learn idiomatic language.
  • Learn business English (TOEIC).
  • Improve your vocabulary quickly.
  • Take classes and get access to many listening exercises.
  • Challenge yourself to improve your score.
  • Learn and practise proper essay format (TWE/NEW TOEFL).
  • Become a grammar expert.
  • Improve your general knowledge.

Fun with English Ideas

  • Have an English-only evening once a week. Cook in English (rewrite your recipe in English) or watch English movies.
  • Write an English love letter. (If your loved one doesn’t understand English that’s even better!)
  • Write English limericks. (These are excellent and simple for writing, pronunciation and rhythm practice.)
  • Rewrite fairytales, jokes or instructions in English.
  • Go out and pretend you don’t understand your native language (try to get by in only English).
  • Go online and find the lyrics to your favourite English songs and sing along to them (use a search engine).
  • Learn the words to English national anthems. Sing along when you hear them on TV (sporting events).
  • Invent an English character for yourself (with job, family, etc). Write this person’s biography.
  • Buy an English board game (like Monopoly or Scrabble).
  • Play cards in English.
  • Start up or join an English reading or conversation club.
  • Talk to yourself in English while you clean or do the dishes.
  • Go around the house and try to name everything in English (furniture, clothes etc). Look up words you don’t know.

http://www.englishclub.com/learn-english/learn-english-how.htm